Stop Tergesa-Gesa

Tergesa-gesa jadi dokter bisa malpraktek, pasien jadi korban karena salah diagnosa. Jika dilaporkan dokter kena pidana. Bagaimana jika terburu-buru jadi ustadz, salah persepsi kitab yang dibaca, audien bisa jadi korban karena maltarbiyah. Terbukti sejumlah rumah tangga dan muslimah hancur kehormatannya dan ini terjadi berkali-kali di Kalimantan Barat, khususnya di Pontianak, pelakunya mengklaim *salafi*, apa kira-kira yang perlu dievaluasi ya?

Kalau satu oknum masih mufrod, kalau dua mustanna, lah lebih dari dua? jamak mudzakar salim dong?

Mereka sering kumpul tiap bulan, belum lama ini di s4ung qur4n, apa beneran yang rutin kumpul itu ustadz asli atau campur asli dan kw, sepertinya perlu mengundang Ust Abdul Hakim, Ust Badrussalam, Ust Dr Ali Musri dan ustadz lain yang tegas menasihati bagi yang maqomnya belum sampai level ustadz untuk sadar diri keluar dari zona tersebut, pilih zona lain yang tidak akan mengurangi pahala yang sesuai kapasitas masing-masing,
ingatlah sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:

إذَا وُسِّد الأمْرُ إلى غَيْرِ أهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعة رواهُ البُخاري.  31/1838


"jika urusan diserahkan bukan kepada yang berkapasitas maka tunggulah kehancuran"

Orang cerdas menjadikan sejarah dijadikan pelajaran, bukan album kenangan.

Pontianak, 23 Juni 2025

Dr. Dodi Iskandar

1. Alumni Mahad Al Ilmi Yogyakarta
2. Staf Ahli LPPOM Majelis Ulama indonesia Provinsi Kalimantan Barat
3. Anggota Majelis Tabligh PDM Kota Pontianak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar