Dalil Syafaat Dari Sunnah Nabi

Kata syafaat banyak disebutkan dalam hadis-hadis nabi shallahu alaihi wa sallam. Jika disebutkan di dalam Al Qur'an dicantumkan penekanan syarat-syarat dan kaidah-kaidah syafaat disisi Allah Ta'ala pada hari kiamat. Adapun sunah nabi menjelaskan jenis-jenis syafaat, sifat-sifatnya, para penyalur syafaat dan pihak yang mendapatkan syafaat.

 Hadits-hadits yang statusnya sahih dan jelas dalam menetapkan syafaat jumlahnya sangatlah banyak dan mencapai derajat mutawatir.

 

Al hafidz Ibnu Abi Asim rahimahullah mengatakan:" kabar-kabar yang kami riwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang menjelaskan tentang syafaat dan pemberian syafaat jumlahnya banyak. Status hadist yang kami riwayatkan sahih karena disertai ilmu yang pasti dan dapat diterima" (As sunnah li ibni abi asim 2/399).

 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebutkan:" bahwa hadits-hadits jumlahnya melimpah dan mutawatir. Sebagiannya dalam disebutkan dalam Sahih Bukhari Muslim, kitab-kitab sunan, dan musnad-musnad dalam jumlah yang banyak" (Majmu Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 1/314).

 

Syaikh Muhammad Bin Ahmad Ass safarini rahmahullah menyatakan:

"Syafaat Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah perkara yang banyak kami dengar  dan banyak atsar yang menyebutkannya bahkan sampai mencapai mutawatir maknawi" (Lawami'ul anwar al bahiyyati li safarini 2/208).

 

Beliau juga menyebutkan tentang ketetapan syafaat dari selain Nabi shallallahu alaihi wasallam:

"wajib meyakini bahwa selain nabi juga dapat menyalurkan syafaat berdasarkan riwayat-riwayat yang valid dan banyak atsar yang saling melengkapi tentang hal tersebut" (Lawami'ul anwar al bahiyyati li safarini 2/209).

 

Pada kesempatan ini saya (penulis) akan menyebutkan ringkasan hadits-hadits sahih tentang syafaat dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda:

 

لكل نبي دعوة قد دعا بها فاستجيب، فجعلت دعوتي شفاعة لأمتي يوم القيامة

 

Likullo nabiyyin da'watun qod da'aa bihaa fastajiibu, faja'altu da'watii syafaatan liummatii yaumal qiyamah

 

"Setiap nabi memiliki satu do'a yang sungguh jika ia berdoa dengannya maka akan dikabulkan, maka aku jadikan satu doaku menjadi syafaat untuk umatku pada hari kiamat" (Sahih Bukhari 7/145, Sahih Muslim 1/190).

 

Dalam riwayat muslim dari Abu Hurairah radiyallahu anhu:

 

لكل نبي دعوة مستجابة، فتعجل كل نبي دعوته، وإني إختبأت دعوتي شفاعة لأمتي يوم القيامة 

 

Likulli nabiyyin da'watun mustajaabatun, fata'ajjala kullu nabiyyin da'watahu, wa innii ihkhtaba'tu da'watii syafaa'atan liummatii yaumal qiyaamah

 

"Setiap nabi memiliki do'a mustajab (pasti dikabulkan), maka setiap nabi menyegerakan do'anya, dan sungguh aku menyimpan do'aku sebagai syafaat untuk umatku pada hari kiamat" (Sahih Muslim 1/189).

 

Para ulama menjelaskan:

"arti dari do'a tersebut adalah satu doa yang telah dikabarkan bahwa do'a mereka dikabulkan dan mengantarkan harapan mereka, tanpa dikabarkanpun maka betapa banyak do'a setiap para Nabi yang dikabulkan dan demikiam juga Nabi kita shallallahu alaihi wasallam memiliki do'a mustajab yang tak terhitung jumlahnya, akan tetapi keadaab mereka saat berdo'a  antara harap dan takut serta do'a yang mereka minta dijamin dikarenakan mereka berdoa dengan keyakinan akan dikabulkan" (asyafaa bita'rifi huquuqil mustofaa lil qadhi iyad 1/223 ).

 

Imam Ibnu Huzaimah rahimahullah berkata:

"Nabi kita Muhammad mengakhirkan do'anya untuk dijadikan syafaat bagi umatnya karena keutamaan syafaat beliau, kasih sayang dan belas kasih kepada umatnya semoga Allah membalas Nabi kita dengan yang lebih utama sebagai rasul yang telah diutus kepada mereka umatnya, menempatkan beliau pada kedudukan terpuji karena janji Allah kepada beliau untuk memberikan syafaat kepada umatnya, maka sungguh Tuhan kami tidak pernah menyalahi janjinya, dan memenuhi do'a nabi-Nya yang beliau akhirkan (mementingkan) waktu do'a untuk meminta syafaat dari do'a untuk  permasalahan dunia  bagi umatnya pada hari kiamat nanti"(Kitab tauhid wa isbati sifati rabbi azza wajal li ibni khuzaimah 2/622).

Dan juga disebutkan dalam sahih Bukhari dari Jabir bin Abdillah radiyallahu anhuma ia berkata:

“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:”Aku diberikan lima perkara yang belum pernah diberikannya kepada seorangpun sebelumku” disebutkan salah satunya adalah “Dan aku diberikan syafaat” (Sahih Bukhari 1/86, Sahih Muslim 1/371).

 

 

Disebutkan dalam sahih Bukhari Muslim dari Jabir Bin Abdillah radiyallahu anhumaa ia berkata:

 

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: انا سيد ولد آدم يوم القيامة....واول شافع وأول مشفع

 

Qoola rasulullah shallallahu alaihi wasallam ana sayyidi waladi adama yaumal qiyamah wa awwalu syaafiin wa awwalu musyaffain

 

"Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: saya pemimpin keturunan Adam pada hari kiamat, dan saya sebagai orang yang pertama kali memohon syafaat (kepada Allah) untuk orang lain dan yang pertama kali menyalurkan syafaat" (Sahih Muslim 4/1782).

 

Disebutkan dalam sahih Muslim dari Abi Sa'id Al Khudri radiyallahu anhu ia berkata Rasullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

 

اما اهل النار الذين هم أهلها، فإنهم لا يموتون فيها ولا يحيون، ولكن ناس اصابتهم النار بذنوبهم (او قال بخطاياهم) فأماتهم إماتة، حتى إذا كانوا فحما أذن بالشفاعة، فجئ بهم ضبائر ضبائر، فبثوا على أنهار الجنة، ثم قيليا اهل الجنة افيضوا عليهم فينبتون نبات الحبة تكون في حميل السيل

 

"Adapun penduduk neraka adalah orang yang menetap di neraka, maka sungguh mereka tidak mati di dalamnya dan tidak hidup, akan tetapi ada beberapa manusia yang disiksa di dalam neraka karena dosa-dosa mereka (atau ada yang mengatakan karena kesalahan mereka) maka Allah mematikan mereka satu kali lagi, sampai akhirnya mereka jadi arang lalu diijinkan diberikan syafaat, maka mereka yang telah jadi arang didatangkan berkelompok-kelompok, lalu mereka ditaburkan ke tepi sungai-sungai surga kemudian dikatakan: wahai penduduk surga, siramilah mereka maka mereka hidup lagi secepat tumbuhnya biji di tepian aliran sungai surga" (Sahih Muslim 1/172).

 

Demikianlah ringkasan hadits-hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tentang syafaat agar tidak terlalu panjang dan untuk menghindari pengulangan، dan akan ada penjelasan hadits-hadits lain yang memuat pasal-pasal berikutnya atas ijin Allah Ta'ala.

 

Referensi:

 

Asy syafaa'atu inda ahlis sunnah wal jamaah wa raddu a'lal mukhalifiina fiiha. Nasir Bin Abdurrahman Al Juda'i. Hal 25-28. Cetakan ke-3. 1430 H/2009 M. Daaru Atlas Al khudara. Riyadh. KSA

 

 

Malang, Jumat 12 Rajab 1444/3 Februari 2023

 

 

 Akhukum fillah

 

 Dodi Iskandar

 

Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Kimia Universitas Brawijaya

 

(Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta)

No comments:

Post a Comment