Serial Aqidah Ahlussunnah Waljamaah (aswaja) | Bab Beriman Kepada Malaikat

Seorang aswaja itu meyakini bahwa para malaikat itu makhluk dan memiliki jasad. Mereka mampu naik ke atas, turun ke bawah, pergi, datang, melihat dan berbicara dengan rasululullah sholallahu alaihi wasallam. Mereka berada di alam ghaib.

Terkadang dapat dilihat seperti ketika malaikat Jibril mendatangi Maryam merubah diri menjadi manusia laki-laki. Demikian juga para sahabat pernah melihat Jibril dalam bentuk seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih dan berambut sangat hitam lalu bersoal jawab dengan Nabi sholallahu alaihi wasallam tentang Islam, iman, ihsan, kiamat dan tanda-tandanya.

Aswaja itu meyakini bahwa para malaikat diciptakan dari cahaya. Sebagaimana telah disebutkan dalam hadist sahih muslim:

خلقت الملائكة من نور، وخلق الجان من مارج من نار، وخلق آدم مما وصف لكم

"Para maikat diciptakan dari cahaya, dan jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari sesuatu yang disifatkan kepada kalian" (HR Muslim kitab az zuhdi wa roqoiq no.2996)

Maksud kalimat disifati kalian adalah tanah.

Aswaja itu meyakini para malaikat memiliki kemuliaaan, kutamaan, dan kedudukan di sisi Allah Ta'ala.

لايعصون الله مآ امرهم ويفعلون ما يؤمرون

"mereka para malaikat itu tidak membangkang perintah Allah dan melaksanakan apa saja yang diperintahkan" (At tahrim:1).

Aswaja itu meyakini bahwa para malaikat memiliki tugas dan amalan.

Semua hal yang bergerak di langit dan di bumi itu hasil dari perbuatan malaikat atas ijin Allah berdasarkan takdir kauni.  Diantara mereka yang disuruh Allah untuk membagikan rezeki, membawa kebaikan. Diantara mereka mampu terbang, membagikan rahmat, memisahkan yang baik dan yang buruk, mengirim wahyu, mencabut nyawa dengan kasar, mrncabut nyawa dengan lembut, mengatur urusan dunia, berbaris teratur, menggiring awan,  memberi peringatan, dan memikul Arsy. 

Sebelum kiamat ada empat malaikat pemikul Arsy, dan pada hari kiamat berjumlah menjadi delapan malaikat pemikul Asry. sebagaimana Allah firmankan:

وَّالْمَلَكُ عَلٰٓى اَرْجَاۤىِٕهَاۗ وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَىِٕذٍ ثَمٰنِيَةٌ

"Dan para malaikat berada di berbagai penjuru langit. Pada hari itu delapan malaikat menjunjung 'Arsy (singgasana) Tuhanmu di atas (kepala) mereka" (Al haqqah:17).

Diantara mereka ada para malaikat karubiyun yaitu yang berada di sekitar Arsy bersama dengan para malaikat pemikul Arsy. Malaikat karubiyun termasuk yang paling mulia di kalangan malaikat. Mereka senantiasa bertasbih kepada Allah dan memohonkan ampunan dosa bagi orang-orang mukmin. Sebagaimana Allah sebutkan:

 الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آَمَنُوا 

"Malaikat-malaikat yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman" (Ghofir:7).

Di antara mereka ada yang bertugas sebagai penjaga matahari, penjaga bulan, penjaga bintang, penjaga surga dan penyaji kenikmatan di dalamnya, penjaga neraka dan penyedia siksaan bagi para penduduknya, penjaga gunung-gunung, penjaga  air mani sampai sempurna proses penciptaannya, penjaga anak adam, pencatat amalan kebaikan dan keburukan bangsa jin dan bangsa manusia.

Setiap manusia dijaga empat malaikat setiap waktu malam dan empat malaikat lain di setiap waktu siang secara bergiliran (dua penjaga di depan dan di belakang, dua lainnya sebagai pencatat berada di kanan dan kiri). Sebagaimana disebutkan dalam hadist sahih:

يتعاقبون فيكم ملائكة بالليل و ملائكة بالنهار

"mereka malaikat saling bergantian menjaga kalian manusia siang dan malam" (HR Bukhari no. 7486, HR Muslim no. 632).

Di antara mereka ada yang bertugas sebagai tim pencabut nyawa (diawali oleh satu malaikat yang mengeluarkan ruh dari jasad, kemudian para malaikat lainnya mengambil ruh dan menaruhnya di atas kain kafan). Allah lah yang menyuruh mereka, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا

"Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur" (Az zumar:42).

Ayat yang menyebutkan malaikat maut:

قُلْ يَتَوَفّٰىكُمْ مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِيْ وُكِّلَ بِكُمْ

"Katakanlah, “Malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawa kalian akan mematikan kamu" (As sajdah:11).

Dalil yang menyebutkan tim pengambil ruh

حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُوْنَ

"apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kalian, malaikat-malaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya" (Al 'anam:61).

Di antara mereka sebagai peniup terompet (saat hari kebangkitan) yaitu Israfil, penurun hujan yaitu Mikail, dan pengirim wahyu yaitu Jibril alaihim sholatu wasallam.

Para pembesar malaikat dan yang paling utama ada tiga malaikat yang tugasnya berkaitan dengan kehidupan. Mereka adalah Jibril, Mikail dan Israfil.

Jibril sebagai penyampai wahyu berhubungan dengan kehidupan hati dan ruh (tanpa wahyu, hati dan manusia dianggap mati).

Mikail sebagai penurun hujan berkaitan dengan kehidupan bumi dan tubuh (tanpa air, sumber makanan tidak ada).

Israfil sebagai peniup terompet yang berkaitan dengan kehidupan setelah mati yaitu dengan kembalinya ruh ke dalam jasad.

Oleh sebab itu Nabi sholallahu alaihi wasallam bertawasul dengan rububiyah Allah yang mengandung penyebutan tiga malaikat tersebut dalam bacaan iftitah sholat malamnya.

Sebagaimana disebutkan dalam hadist sahih muslim:

أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا قام من اليل يصلي يستفتح بهذا الإستفتاح:  اللهم رب جبرائيل، وميكائيل وإسرافيل فاطر السماوات والأرض عالم الغيب والشهادة انت تحكم بين عبادك فيما كانوا فيه يختلفون، إهدني لما اختلف فيه من الحق بإذنك، إنك تهدي من تشاء إلى صراط مستقيم

"sungguh Nabi sholallahu alaihi wasallam ketika sholat malam membaca doa istiftah dengan doa ini:

Allohumma, robba jabroiila, wa mikaila, wa isrofila, faatirosamaawaati wal ardi, 'aalimal ghoiba was syahaadati, anta tahkumu baina ibaadika fii maa kaanuu fiihi yakh talifuun, ihdini fii makhtulifa fiihi minal hak bi idznik, innaka tahdii man tasyaa ilaa syirootim mustaqiim

"Ya Allah rob jibril, mikail dan israfil, pencipta langit-langit dan bumi, yang mengetahui hal ghaib dan yang nyata, engkau pemutus perkara di antara hamba-hamba-Mu dalam perkara yang mereka perselisihkan, tunjukanlah aku kepada kebenaran terhadap perkara yang diperselisihkan dengan ijin-Mu, sesungguhnya Engkau menunjukkan jalan yang lurus kepada siapa saja yang engkau kehendaki" (HR Muslim no. 770)

Seorang aswaja berkeyakinan bahwa orang yang menolak salah satu malaikat dari mereka maka ia kafir. 

Demikian juga meyakini kafirnya para filosuf dan selain mereka yang mengatakan: "sungguh malaikat itu gambaran cahaya yang dikhayalkan oleh nabi, atau malaikat itu lambang kekuatan akal yang utama pada diri manusia",  sebagaimana yang telah dikatakan oleh para filosuf (ahli filsafat) di antaranya Aristoteles, Abu naser al farabi, Abu Ali Ibnu Sina ("lebih dikenal dengan Ibu Sina"), maka orang yang mengatakan seperti perkataan mereka maka ia kafir, sebab ia telah menolak adanya malaikat maka berarti ia telah mendustakan Allah dan Rasul-Nya.


Referensi:

Hadizhi aqidati aqidah ahlus sunnah wal jama'ah. Syaikh Abdul Aziz Ar rajihi. Hal 8-12


Malang, 25 Sya'ban 1443/ 28 Maret 2022

Diterjemahkan:

Ust Dodi Iskandar, S.Si, M.Pd

(alumni mahad ilmi YPIA yogyakarta)

No comments:

Post a Comment