Apakah seseorang dapat jatuh dalam syirik akbar karena menyembah ustadz? Jawabannya: iya. Rasulullah sholallallhu alaihi wasallam membacakan firman Allah Ta'ala:
اتخذوا احبارهم ورهبانهم اربابا من دون الله
"Mereka menjadikan orang-orang alim (Yahudi), dan rahib-rahibnya (Nasrani) sebagai tuhan selain Allah" (At taubah:31).
Orang alim di kalangan umat Islam Indonesia disebut ustadz. Di dalam Alquran, alim Yahudi dan Nasrani disebut ahbar dan ruhbaana.
Orang Yahudi dan Nasrani jatuh dalam syirik akbar sebab mereka menjadikan ustadz ("orang alim") mereka sebagai tuhan selain Allah.
Sahabat mulia Adii bin Hatim At thoi radiyallahu anhu pada awalnya belum memahami ayat tersebut. Karena penasaran, iapun menuturkan:
يا رسول الله، لسنا نعبدهم
"Ya Rasulullah, kami dulu (Ad bin Hatim dulunya bergama ahli kitab) tidak pernah menyembah mereka"
Lalu, Rasulullah sholallahu alaihi wasallam menafsirkan ayat tersebut dengan bersabda:
اليس يحلون لكم ما حرم الله فتحلونه، ويحرمون ما احل الله فتحرمونه؟
"bukankah orang alim mereka menghalalkan perkara yang Allah haramkan lalu orang awamnya ikut menyetujuinya dan di saat orang alim mereka mengharamkan perkara yang Allah halalkan lalu orang awamnyapun juga menyetujuinya"
Adi bin Hatim radiyallahu ahu pun akhirnya paham dan menjawab:
بلى
"iya benar demikian"
Kemudian Nabi sholallahu alaihi wasallam menegaskan:
فتلك عبادتهم
"Maka yang seperti itulah termasuk menyembah mereka (orang alim Yahudi dan Nasrani)"
Kisah dialog yang sahih tersebut dikeluarkan oleh Al Imam At Tirmidzi dalam no 3095.
Asy syaikh Abdurrohman bin Hasan rahimahullah memberikan ta'liq (komentar) atas kisah dialog tersebut:
فصارت طاعتهم في المعصية عبادة لغير الله وبها إتخذوهم اربابا كما هو الواقع في هذه الأمة، وهذ الشرك الأكبر، المنافي للتوحيد الذي هو شهادة أن لا إله إلا الله
"Menta'ati orang-orang alim mereka dalam perkara maksiat adalah bentuk ibadah kepada selain Allah dan dengannya mereka menjadikan orang alim mereka sebagai tuhan-tuhan, sebagaimana dapat terjadi pada umat ini dan hal ini merupakan syirik akbar yang dapat meniadakan tauhid yaitu syahadat laa ilaaha illallah"
Pelajaran yang bisa kita petik dari kisah dialog di atas adalah siapa saja yang mengaku muslim sangat besar berpeluang jatuh dalam syirik akbar jika taat dan patuh kepada ustadznya dalam perkara yang haram.
Sebagaimana telah terjadi pada Yahudi dan Nasrani.
Misalnya, ketika ustadznya mengajak para muridnya untuk mensukseskan perbuatan haramnya seperti zina, mencuri, merampas harta (ghosob), menghalangi/memboikot/mentahdzir serampangam kajian tauhid ustadz ahlus sunnah lainnya tanpa dalil syar'i, mengajak donasi untuk mensupport perbuatan fasiknya, menyetujui keputusan zolim organisasi ("bukan hasil mufakat musyawarah") dan perbuatan munkar lainnya. Maka berpeluang besar para muridnya jatuh dalam syirik besar yang mengeluarkannya dari Islam dengan sebab syahadat laa ilaaha illallah yang mereka ucapkan telah batal.
Mentaati orang alim dalam perkara maksiat termasuk syirik akbar dan ini adalah bahaya besar, dosanya lebih besar dari bid'ah, durhaka kepada orang tua, membunuh, berzina dan dosa-dosa lainnya.
Referensi:
Makna laa ilaaha illallah wa muqtadooha wa atsaruha fil fardi wal mujtama'i. Syaikh Prof Dr Soleh Al Fauzan. Hal 36-37
Malang, 27 Jumadil Akhir 1443/30 Januari 2022
Akhukum fillah
Dodi Iskandar
No comments:
Post a Comment