Syarhu Risaalati Syuruuthi Ash-Sholaati wa waajibaatihaa wa arkaaniha

Berkata Penulis:

Syarat yang pertama yaitu Al-Islam, dan lawannya Al-Kufru (kafir), dan orang kafir amalannya ditolak walaupun ia mengerjakan amalan apa saja. Dan dalilnya Firman Allah Ta'ala:

مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَن يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللَّهِ شَاهِدِينَ عَلَىٰ أَنفُسِهِم بِالْكُفْرِ ۚ أُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ [التوبة : ١٧]

"tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka". (Q.S At-Taubah: 17)

Dan Allah Ta'ala Berfirman:

وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَّنثُورًا [الفرقان : ٢٣]

"Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan" (Q.S Al-Furqon: 23)

Penjelasan:

Perkataan penulis (syarat yang pertama dari syarat sholat yakni Al-Islam).

Makna Al-Islam yakni berserah diri kepada Allah dangan mentauhidkan-Nya, tunduk kepada-Nya dengan melaksanakan ketaatan dan menjauhkan diri dari perbuatan syirik dan pelakunya.

Seseorang dinamakan muslim ketika ia berserah diri kepada Allah, dan tunduk kepada Syariat Allah dan agama-Nya, serta tunduk kepada semua perintah Allah Ta'ala. Maka seorang muslim hanya berserah diri kapada Allah, tidak boleh selain-Nya. 

Tidak boleh berserah diri kecuali hanya kepada Allah. Sedangkan orang musyrik berserah diri kepada Allah dan kepada selain Allah, adapun orang kafir adalah orang yanh menyombongkan diri dari beribadah kepada Allah.

Orang musyrik dan orang yang menyombongkan diri kepada Allah semuanya kafir.

Pokok agama islam yaitu persaksian kepada Allah Ta'ala dengan keesaan-Nya dan Nabi-Nya Muhammad Shallallahu'alaihi wasalam dengan risalah yang dibawanya. Dan kalimat persaksian tersebut yakni:

أشهد أن لا إله إلّا الله و أشهد أن محمدا رسول الله

"Aku bersaksi bahwasannya tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwasannya Muhammad utusan Allah"

Dengan dua kalimat syahadat ini seseorang dapat masuk ke dalam agama Islam, dan (diharapkan, pent.) mati meninggalkan dunia dengan mengucapkan dua kalimat ini.

Jika seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat dan berserah diri kepada Allah Ta'ala dengan mentauhidkan-Nya dan ia tunduk kepada syariat-Nya maka sah darinya sholatnya.

Perkataan penulis (Lawan dari Al-islam adalah Al-Kufru).

Seandainya orang kafir melakukan sholat maka tidak sah sholatnya.

Amalan apapun yang dilaksanakan orang kafir maka tidak diterima dan tidak sah sampai amalan tersebut dibangun diatas Tauhid.

Perkataan penulis (orang kafir amalannya ditolak walaupun ia mempraktekkan amalan apa saja). Seandainya orang kafir berpuasa maka tidak sah puasanya dan puasanya ditolak.

Seandainya orang kafir berbuat baik kepada orangtuanya maka amalannya juga dianggap tidak sah dan tidak diterima.

Jika ia menyambung silaturahim maka perbuatannya tidak dihitung dan tertolak.

Demikian juga bila ia berjihad maka amalan jihadnya sia-sia dan tidak berpahala, dan kalaupun ia melakukan amar makruf maka hal ini juga tidak sah dan ditolak.

Semua amalan orang kafor dianggap tidak sah dan di hari kiamat akan diazab karena ia meninggalkan islam, sholat dan zakat.

Meskipun demikian, orang kafir akan dibalas atas  apa yang dilakukannya di dunia. Ia akan diberi makan dengan kebaikan yang dilakukannya karena Allah di dunia, kemudian kelak pada hari kiamat maka tidak ada balasan baginya dan ia akan digiring ke dalam neraka. Na'uuzhubillah.

Sebagaimana diterangkan dalam Shahih Muslim, dari Anas bin Malik Radiyallahu 'anhu berkata, Rasullullah Shallallahu'alaihi wasalam bersabda:

إِنَّ اللهَ لاَ يَظْلِمُ مُؤْمِنًا حَسَنَةً يُعْطَى بِهَا فِي الدُّنْيَا وَيُجْزَى بِهَا فِي اْلآخِرَةِ. وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيُطْعَمُ بِحَسَنَاتِ مَا عَمِلَ بِهَا لِلَّهِ فِي الدُّنْيَا، حَتَّى إِذَا أَفْضَى إِلَى اْلآخِرَةِ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَةٌ يُجْزَى بِهَا.

 “Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak menzhalimi satu kebaikan pun dari seorang mukmin, dia akan diberi dengannya di dunia dan dibalas dengannya di akhirat. Adapun orang kafir maka dia akan diberi makan dengan kebaikan yang dilakukannya karena Allah di dunia sampai kelak tiba akhirat, kebaikannya tersebut tidak akan dibalas. (HR. Muslim).

Maka seandainya orang kafir mengamalkan kebaikan di dunia maka dia akan diberi makan dengan di dunia dengan sebab kebaikannya itu, dia mendapatkan balasannya lebih awal. Adapun kelak di akhirat tidak ada balasan baginya.

Kami memohon kepada Allah keselamatan dan kesehatan.


Perkataan penulis:

Dan dalilnya Firman Allah Ta'ala:

مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَن يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللَّهِ شَاهِدِينَ عَلَىٰ أَنفُسِهِم بِالْكُفْرِ ۚ أُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ [التوبة : ١٧]

"tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka". (At-Taubah: 17)

Penulis rahimahullah berdalil dengan ayat ini bahwasannya amalan orang kafir batal (sia-sia). Artinya amalan tersebut batil, tidak mendapatkan pahala dan balasan dari Allah Ta'ala.

Sholat yang ia kerjakantidak sah sampai ia mengesakan Allah Ta'ala.


Semoga bermanfaat

Allahu 'alam


Referensi:

Syarhu risalati sholati wa wajibatiha wa arkaniha lil imam muhammad bin abdul wahhab. Hal 9-10. Cetakan Pertama. 1439. Syaikh Abdul Aziz Ar rajihi.


Pontianak, Kamis 24 Muharram 1442/ 2 September 2021


Akhukum fillah

Abu Abdillah Auditya

Alumni S-1 Kimia Untan

2013-2018


Murojaah:

Dodi Iskandar

No comments:

Post a Comment