Dari dahulu virus yang mematikan jasad selalu berganti-ganti. Ada ebola, HIV, AIDS, covid-19 dst. Intinya, yang merasakan sakit dari efek negatifnya adalah tubuh manusia.
Maksimal jika tidak tertolong, jantung berhenti dan saat itulah yang disebut dengan kematian fisik. Ilmu medis gencar berkompetisi dengan riset mencari-cari vaksin bagaimana caranya tubuh manusia punya imunitas terhadap berbagai jenis virus sehingga dapat sembuh dari rusaknya jasad.
Gegap gempita, manusiapun dipaksa untuk membiasakan pola hidup sehat, memakai masker dan mencuci tangan, menjaga kebersihan, mengkonsumsi makanan bergizi, olah raga dan istirahat yang cukup.
Tahukah anda, ada suatu virus yang dapat menyiksa jasad dan roh manusia sekaligus. Siksaannya tidak hanya di dunia saja, bahkan sampai ke alam akhirat. Virus itu adalah syirik kepada Allah. Virus ini jika sampai wafat anda gagal untuk divaksinasi maka selamanya anda akan merasakan siksaan berat yang sangat menyakitkan.
Lalu apa vaksinnya agar tidak gagal terkena virus tersebut? Jawabannya adalah tauhid. Tauhid adalah vaksin yang dapat membentengi anda dari berbagai virus, terutama virus syirik.
Allah tidak akan menghentikan siksaan kepada orang yang mati dalam kondisi belum sembuh dari virus syirik. Oleh karena itu, tidak ada jalan lain, untuk mendapatkan vaksin tersebut yaitu dengan cara belajar tauhid.
Belajar tauhid harus kepada sumber yang benar. Sumbernya adalah Alquran dan sunnah diatas pemahaman para sahabat. Mengambil sumber kitab tauhid wajib dari para ulama ahulus sunnah. Merekalah pewaris ilmu yang telah diturunkan rasulullah shollallahu alaihi wasallam melalui para sahabat dan sampailah kepada para ulama.
Belajar tauhid butuh pengorbanan, waktu, biaya dan tenaga. Vaksin virus yang menyerang tubuh manusia saja menghabiskan dana tidak sedikit, miliaran bahkan trilyunan. Tentunya, untuk mendapatkan vaksin dari virus syirik lebih memerlukan pengorbanan yang jauh lebih besar dari itu. Bahkan jika perlu, jasad dan nyawa kita korbankan. Demi terbebas dari sakit yang berkepanjangan dan tidak berujung pangkal merasakan siksaan pedih di akherat.
Semoga tulisan ini membantu menyadarkan anda dan kita semua agar jauh lebih perhatian dan semangat untuk terus istiqomah mempelajari tauhid sampai ajal menjemput.
Sutojayan, Malang, 17 Rabiul Akhir 1442 H/3 Desember 2020
Al fakir ilallah
Abu Aisyah Dodi Iskandar
No comments:
Post a Comment