Makna Kalimat Laa Ilaaha Ilallah dan Konsekwensinya (bagian 1)


Penjelasan makna laa ilaaha illallah telah dibahas. Bahwa sesungguhnya makna laa ilaaha illallah yaitu tidak ada sesembahan yang benar kecuali ilah (tuhan) yang satu, Dialah Allah yang tidak boleh disekutukan. Karena Dialah yang berhak disembah. Kalimat yang agung ini meliputi semua sesembahan selain Allah tidak ada yang benar dan batil karena tidak punya hak untuk disembah.

Oleh karenanya banyak sekali perintah ibadah kepada Allah disertai dengan peniadaan ibadah kepada selain-Nya. Karena ibadah kepada Allah tidaklah sah jika disertai ibadah kepada selain-Nya.

Allah Ta'ala berfirman:

واعبدوا الله ولاتشركوا به شيئا

"sembahlah Allah saja dan janganlah kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun" (An Nisa:36).

فمن يكفر بالطاغوت ويؤمن بالله فقد استمسك بالعروة الوثقى لاانفصام لها والله سميع عليم

"maka barang siapa yang mengingkari para thogut dan hanya beriman kepada Allah saja maka sungguh ia telah berpegang dengan kuat kepada tali yang kokoh yang tidak akan putus dan Allah maha mendengar serta maha mengetahui" (Al baqoroh:257).

ولقد بعثنا في كل امة رسولا ان اعبدوا الله واجتنبوا الطاغوت

"dan sungguh kami telah mengutus di setiap ummat seorang rasul untuk menyerukan: sembahlah Allah saja dan jauhilah para thogut" (An nahl:36).

Dan nabi sholallahu alaihi wasallam bersabda:

من قال لا اله الا الله وكفر بمايعبد من دون الله حرم دمه وماله

"barang siapa yang mengatakan laa ilaaha illallah dan mengingkari sesembahan selain Allah maka darah dan hartanya terjaga" (dikeluarkan Imam Muslim no.23, Ahmad no.394/6).

Setiap rasul akan berkata kepada kaumnya:

اعبدوا الله ما لكم من إله غيره

"sembahlah Allah, tidak boleh bagi kalian ada sesembahan selain-Nya" (Al A'raf:59).

Berkata Imam Ibnu Rojab rahimahullah: telah dilakukan penelitian terhadap makna dan kejelasan kalimat laa ilaaha illallah bahwa sesungguhnya perkataan seorang hamba "laa ilaaha illallah" berkonsekwensi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah, dan sesembahan itu adalah zat yang ditaati dan tidak boleh dimaksiati dengan rasa takut, memuliakan, cinta, harap, berserah diri, disertai dengan memohon dan menyeru kepadanya. Dan itu semua tidak pantas dilakukan kecuali hanya kepada Allah saja azza wa jalla.

Oleh karena inilah tatkala Nabi sholallahu alaihi wasallam berkata kepada kaum kafir Quraisy: wahai kalian katakanlah laa ilaaha illallah! mereka menjawab:

اجعل الألهة إلها واحدا إن هذا لشيئ عجاب

"apakah dia (muhammad) menjadikan sesembahan-sesembahan ini menjadi satu sesembahan saja, sungguh ini benar-benar sesuatu yang aneh" (Shod:5).

Kaum kafir Quraisy telah memahami bahwa kalimat laa ilaaha illallah ini membatalkan peribadahan kepada semua berhala dan memberikan batasan bahwa ibadah itu hanya kepada Allah saja.

Mereka tidak menghendaki seruan tersebut. Maka jelaslah, makna laa ilaaha illallah dan konsekwensinya yaitu menunggalkan Allah dalam semua ibadah serta meninggalkan peribadahan kepada selain-Nya.

Maka jika ada seorang hamba mengucapkan laa ilaaha illallah maka sungguh ia telah mengumumkan kewajiban mengesakan Allah dalam semua ibadah dan membatalkan  semua ibadah kepada selain-Nya, baik kepada kuburan, para wali serta dan orang-orang soleh.

Kalimat ini membatalkan keyakinan para penyembah kubur dan orang-orang yang sejenis mereka pada saat ini, keyakinan mereka menetapkan bahwa sesungguhnya Allah itu adalah zat yang ada, atau keyakinan mereka menyebutkan bahwa Allah itu adalah pencipta yang maha kuasa mengadakan segala sesuatu dan keyakinan-keyakinan yang semakna dengan ini.

Demikian juga kalimat ini membatalkan pengertian bahwa tidak ada undang-undang kecuali milik Allah dan mereka meyakini bahwa orang yang memiliki keyakinan dan menafsirkan makna laa ilaaha illallah seperti mereka ini dianggap telah mewujudkan tauhid secara mutlak. Walaupun  menyembah kepada selain Allah, meyakini orang-orang yang telah mati, mendekatkan diri kepada mereka dengan cara menyembelih, bernazar, thowaf di kuburan mereka dan mencari berkah kepada makam-makam mereka.

Referensi:
Maknaa Laa ilaaha illallah, wa muqtadooha, wa atsaaruhaa fil fardi wal mujtama'i. Syaikh Prof.Dr. Soleh Al Fauzan.Hal 29-32

Pontianak, Senin 8 Syawal 1441/ 1 Juni 2020

Akhukum Abu Aisyah Dodi Iskandar

No comments:

Post a Comment