Kapan Kalimat Laa ilaaha illallah bermanfaat bagi manusia dan kapan tidak berfaidah (bagian 1)

Ada beberapa dalil yang terkadang menimbulkan keraguan yaitu dalil yang menyebutkan bahwa hanya dengan mengucapkan kalimat laa ilaah illallah dapat mencukupinya. Akibatnya ada sebagian manusia yang menggantungkan kepada dalil-dalil tersebut sehingga permasalahan ini memerlukan kejelasan untuk menghilangkan kerancuan yang dibutuhkan oleh orang-orang yang menginginkan kebenaran.

Berkata Syaikh Sulaiman bin Abdullah rahimahullah tentang hadist I'tban yang di dalamnya disebutkan:

فإن الله حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذالك وجه الله

"maka sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah dengan tujuan mencari wajah Allah" (Dikeluarkan Al Bukhari no. 410 dan Muslim no. 33).

Beliau rahimahullah berkata: "ketahuilah, sungguh banyak hadist-hadist secara tersurat yang menyatakan bahwa orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat diharamkan atas neraka sebagaimana hadist ini"

Contoh hadist lainnya dari sahabat anas radiyallahu anhu, beliau berkata: 

كان النبي صلى الله عليه وسلم ومعاذ رديفه على الرحل فقال:يا معاذ، قال:لبيك يارسول الله وسعديك، قال:ما من عبد يشهد ان لا اله إلا الله وان محمدا رسول الله إلا حرمه الله على النار

"nabi shollallahu alaihi wasallam dan muadz radiyallahu anhu memboncengnya di atas kendaraan, beliau shollallahu alaihi wasallam bersabda: yaa Muadz, Muadz menukas: aku memenuhi panggilanmu ya rasulullah, nabi bersabda: tidaklah seorang manusia mengucapkan syahadat laa ilaaha illallah dan bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah melainkan Allah mengharamkan bagianya atas neraka" (dikeluarkan Al Bukhari no.128, Muslim no.32, Ahmad no.261/3). 

Dan hadist Muslim dari Ubadah secara marfu':

ومن شهد ان لا اله الا الله وان محمدا عبده ورسوله حرمه الله على النار

"barang siapa bersyahadat laa ilaaha illallah dan Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya maka Allah haramkan baginya atas neraka" (dikeluarkan Muslim no.29, At tirmidzi no. 2638, Ahmad no. 318/5).

Dan ada juga hadist-hadist yang datang kepada kita  bahwa orang yang mengucapkan dua syahadat dapat masuk ke dalam surga, berbeda redaksinya dengan hadist sebelumnya, hadist Abu Hurairah menyatakan bahwa sesungguhnya dahulu mereka bersama dengan nabi sholallahu alaihi wa sallam di saat perang Tabuk, maka rasulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda: 

اشهد ان لا اله الا الله و اني رسول الله، لا يلقي الله بها عبد غير شاك فيحجب عن الجنة

"saya bersaksi tidak ada tuhan yang benar kecuali Allah dan sungguh saya adalah utusan Allah, tidak akan seorang hamba berjumpa dengan Allah dalam keadaan terhalangi dari surga karena ia telah mengucapkan dua syahadat tanpa keraguan" (dikeluarkan Muslim no.27 dan Ahmad no.421/2).

Syaikh Sulaiman bin Abdullah rahimahullah berkata: "penjelasan yang terbaik sebagaimana yang dituturkan syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan ulama lainnya", Syaikhul Islam berkata : "sungguh hadist-hadist ini hanyalah berlaku khusus bagi orang-orang yang mampu mengucapkan laa ilaaha illallah dan mati di atas kalimat tersebut (*mati dalam keadaan sudah bertobat dari segala kesyirikan) 

Ucapan laa ilaaha illallah sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya memiliki persyaratan yaitu siapa saja yang mengucapkan laa ilaaha illallah dengan ikhlas dari hatinya, dengan yakin tanpa keraguan dan dengan jujur. 

Maka sungguh hakikat tauhid adalah ketertarikan ruh kepada Allah secara totalitas, maka siapa saja yang bersyahadat laa ilaaha illallah dengan ikhlas dari batinnya maka ia dapat masuk ke dalam surga karena ikhlas itu adalah ketertarikan hati kepada Allah dengan bertobat dari dosa dengan tobat yang tulus (nasuha), maka jika ia mati dalam kondisi seperti itu maka berhak masuk ke dalam surga.

*berbeda dengan orang mati dalam keadaan tidak bertobat dari kesyirikan maka tentunya tidak masuk dalam hadist-hadist di atas. Meskipun ia telah mengucapkan laa ilaaha illalllah namun tidak berfaidah bagi dirinya.

Syaikhul Islam melanjutkan penuturannya: maka sungguh banyak yang meriwayatkan hadist yang berisi bahwa sungguh orang yang mengucapkan kalimat laa ilaaha illallah akan keluar dari neraka dengan sebab di dalam hatinya ada kebaikan sebesar biji gandum, biji sawi, atau debu. Awalnya ia masuk neraka kemudian keluar darinya. 

Dan juga banyak yang meriwayatkan hadist bahwa Allah mengharamkan atas neraka dari membakar bekas sujud anak adam, maka mereka ini dulunya sholat dan sujud kepada Allah, dan masih banyak lagi hadist yang menyatakan bahwa Allah mengharamkan atas neraka bagi orang yang mengucapkan syahadat laa ilaaha illallah dan syahadat muhammad rasulullah akan tetapi ada yang mengikatnya yaitu dengan syarat-syarat yang berat.

Dan mayoritas orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah dalam kondisi tidak memahami keikhlasan dan keyakinan. Oleh karena itu orang yang tidak memahami hal itu hendaknya ia takut akan diuji ketika ia mengalami mati akan dihalangi antara dirinya dengan kalimat laa ilaaha illallah.

*kemudahan mengucapkan laa ilaaha illallah sangat tergantung keikhlasan dan keyakinan terhadap laa ilaaha illalah.

Kebanyakan manusia mengatakan kalimat laa ilaaha illallah karena ikut-ikutan dan karena adat kebiasaan (bukan karena tahu arti kandungan dan konsekwensinya) sehingga keimanananya tidak bersatu dengan yang ada di dalam hatinya (hatinya berbeda dengan lisannya).

Sebagian besar orang yang mengalami ujian pertanyaan malaikat setelah ia mati di dalam kuburnya sebagaimana orang-orang yang dikabarkan dalam hadist, ia tidak mampu menjawab siapa tuhanmu, justru ia menjawab: 

سمعت الناس شيئا فقلته

"aku pernah mendengar manusia mengatakan sesuatu dan akupun ikut mengucapkannya" (dikeluarkan Al Bukhari no.86, Muslim no.905, dan Ahmad no.355).

*orang yang mati dalam keadaan tidak bertobat dari berbuat syirik, dan waktu di dunia ia sering ikut-ikutan mengucapkan laa ilaaha illallah, ia hanya mampu menjawab dengan jawaban: "شيئا" sesuatu.

Mayoritas mereka mengucapkan laa ilaaha illallah karena taklid (tidak mau mempelajarinya) dan meniru contoh-contoh di hadapan mereka. Kelompok yang seperti ini sangat dekat dengan apa yang disebutkan Allah dalam kitab-Nya:

 إنا وجدنا ءابآءنا على امة وإنا على ءاثارهم مهتدون

"sesungguhnya kami dapati orang tua kami sebagai orang-orang yang di atas kebenaran dan sungguh kami adalah orang yang bertaklid (ikut-ikutan) kepada mereka, kami sudah mendapatkan petunjuk (Az zuhruf:22).

Kesimpulannya menurut syaikhul Islam: tidak ada penolakan di antara hadist-hadist tersebut, maka sungguh orang yang telah mengucapkan laa ilaaha illallah dengan ikhlas dan yakin secara sempurna maka dalam kondisi ini pada asalnya ia tidak terikat dosa, karena kesempunaan ikhlas dan yakin mewajib ia lebih mencintai Allah daripada yang lainnya. Sehingga di dalam hati tidak ada keinginan terhadap apa yang Allah haramkan dan tidak ada kebencian terhadap apa yang Allah perintahkan.

Inilah orang-orang yang diharamkan oleh Allah atas neraka, walaupun sebelum mengucapkan laa ilaaha illallah ia memiliki dosa maka sesungguhnya keimanan, taubat, keikhlasan, cinta dan keyakinan tidaklah meninggalkan ia dalam keadaan memiliki dosa melainkan dosa tersebut dihapus seperti siang yang menggantikan malam.

Referensi:
Maknaa Laa ilaaha illallah, wa muqtadooha, wa atsaaruhaa fil fardi wal mujtama'i. Syaikh Prof.Dr. Soleh Al Fauzan.Hal 43-47

Pontianak, Sabtu 13 Syawal 1441/ 6 Juni 2020

Akhukum Abu Aisyah Dodi Iskandar

No comments:

Post a Comment