Perusak-Perusak Aqidah dan Cara menyelamatkan diri darinya (Mukadimah 2)

Mereka para nabi bersaudara satu Ayah dan ibu mereka berbeda-beda. Demikian juga agama mereka sama yaitu mentauhidkan Allah dan memurnikan ketaatan kepada-Nya.
Arti

لا اله الا الله

yaitu mengesakan ibadah hanya untuk Allah, beriman kepada-Nya, kepada para malaikat, kepada kitab-kitab, kepada para rasul, yakin akan adanya hari kiamat, beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk dan beriman kepada perkara-perkara akhirat lainnya seperti adanya kebangkitan, dibukanya catatan amal, surga dan neraka, timbangan amal, perhitungan amal, jembatan dan dan sebagainya.

Demikianlah para nabi, agama mereka satu, semuanya membawa misi yang sama yaitu tauhid meskipun syariat mereka berbeda seperti berbedanya ibu mereka.

Syariat dalam Taurot tidak ada dalam Injil, demikian juga syariat-syariat sebelumnya tidak terdapat dalam syariat Nabi Kita Muhammad sholallahu alaihi wasallam. Banyak aturan dalam syariat Nabi kita tidak ada dalam Taurat dan Injil.

Maka sungguh Allah telah banyak memberikan kemudahan dan keringanan atas umat ini. Allah Ta'ala menyatakan:

ويضع عنهم إصرهم والأغلال التي كانت عليهم

"Dan Allah membebaskan dari mereka kesusahan dan beban yang ada pada mereka" (Al Araf:157).

Dan Nabi alaihi sholatu wasallam bersabda:

بعثت بالحنفية السمحة

"Aku diutus dengan membawa agama yang hanif dan mudah" (Dikeluarkan Al khotib Al Baghdadi dalam tairikh al bagdadi no 209/7, didoifkan Syaikh al albani dalam dhoif al jaami' no.2336).

Maka Allah telah mengutus Nabi Muhammad sholallahu alaihi wasallam dengan membawa syariat yang mudah yang didalamnya, tidak ada hal yang memberatkan dan menyulitkan. Allah berfirman:

وماجعل عليكم في الدين من حرج

"Dan Allah tidak menjadikan atas kalian di dalam agama Islam adanya kesulitan" (Al Hajj:78).

Dahulu pengikut syariat-syariat sebelumnya sebelum datangnya syariat nabi kita sholallahu alaihi wasallam tidak melakukan tayamum ketika tidak ada air, mereka menunda sholat-sholatnya dan mengumpulkannya sampai mendapatkan air, lalu mereka berwudu dan melakukan sholat sebanyak yang mereka tunda.

Setelah tayamum ada pada syariat nabi Muhammad maka siapa saja yang tidak mendapatkan air atau tidak mampu menggunakan air maka bertayamum dengan tanah dan langsung sholat (tidak perlu menundanya). Dan masih banyak kemudahan-kemudahan lainnya dalam syariat ini.

Dahulu setiap nabi diutus hanya khusus kepada kaumnya saja, sedangkan nabi Muhammad sholallahu alaihi wasallam diutus kepada seluruh umat, jin dan manusia, arab dan non arab, dan telah menjadikannya sebagai penutup para nabi.

Dahulu sebelum umat sebelum kita, mereka tidak melakukan sholat kecuali di tempat khusus atau di masjid-masjid.

Adapun dalam syariat muhammadiyah maka anda dapat sholat dimanapun (selama suci), di bumi Allah mana saja sholat bisa terlaksana, di padang pasir atau di tanah kosong. Sebagai mana sabda Nabi sholallahu alaihi wasallam:

جعلت لي الأرض مسجدا وطهورا

"Dijadikan untukku bumi sebagai masjid dan tempat yang suci" (HR Bukhari no.335, Muslim no.521 dari sahabat Jabir radiyallahu anhu).


Referensi:
Al Qowadihu fil aqidah. Syaikh Bin baz. Hal 6-7

Pontianak, Rabu 22 Muharram 1441/22 September 2019

Akhukum..
Ghulam Rabbani Ramadhan

muroja'ah
Abu Aisyah Dodi Iskandar

No comments:

Post a Comment