Belajarlah Ilmu, Kemudian Ajarkanlah


● قال مُعَاذُ بنُ جَبَل - رضي الله عنه - :

*《 عليكم بالعلم ، فإن طلبه عباده ، وتعلمه حسنه ، وبذله لأهله قربة، وتعليمه لمن لا يعلمه صدقة ، والبحث عنه جهاد ، ومذاكرته تسبيح 》.

|[ رواه الديلمي (٢٢٣٧) ]|
|[ تذكرة السامع (٣٥) ]|

Sahabat Nabi yg mulia, Mu'adz bin Jabal rodhiyallohu anhu pernah berkata :

"Hendaknya kalian belajar ilmu (agama).

Karena menuntut ilmu (agama) itu adalah ibadah, mempelajarinya adalah kebaikan, menyedekahkan kepada orang yg membutuhkannya adalah qurbah (termasuk amalan yg bisa mendekatkan diri kepada Alloh), mengajarkannya kepada orang yg belum mengetahuinya adalah shodaqoh (sedekah), membahasnya adalah jihad (berjuang di jalan Alloh), dan mendiskusikannya (dengan orang lain) adalah tasbih (yakni termasuk berdzikir dgn mensucikan Alloh ta'ala dari semua kekurangan, edt.)."

[ Atsar ini diriwayatkan oleh Ad-Dailami no. 2237, lihat pula dlm Tadzkirotus Sami' hal. 35 ]


● قال شيخ الإسلام ابن تيمية - رحمه الله - : 

《 ولهذا كان معلم الخير يستغفر له كل شيء حتى الحيتان في البحر ، والله وملائكته يصلون على معلم الناس الخير ؛ لما في ذلك من عموم النفع لكل شيء .

وعكسه كاتموا العلم ، فإنهم يلعنهم الله ويلعنهـم اللاعنـون 》.

|[ مجموع الفتاوى (٤٢/٤) ]|

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh juga pernah berkata :

"Karena itulah, orang-orang yg senantiasa mengajarkan (kepada orang lain), maka segala sesuatu akan memohonkan ampunan untuknya, sampai-sampai seluruh ikan yg di dalam lautan.

Alloh dan para Malaikat-Nya bersholawat (yakni memujinya dan mendoakan kebaikan untuknya) terhadap orang-orang yg mengajarkan kebaikan (kepada irang lain), karena (dgn sebab perbuatannya itu) berarti dia menyebarkan kemanfaatan secara meluas terhadap segala sesuatu.

Berbeda keadaannya dengan orang-orang yg menyembunyikan ilmu (yakni yg tidak mau mengajarkannya kepada orang lain), maka sesungguhnya Alloh akan melaknat mereka, demikian pula seluruh makhluk yg melaknatnya."

[Majmu' Al-Fatawa, 4/42 ]

Catatan :

1. Sungguh benar apa yg beliau berdua katakan sebagaimana di atas.

Yang menguatkannya adalah sebagaimana dalam sebuah hadits yg shohih :

عن أبي الدرداء رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول :

« من سلك طريقا ً يلتمس فيه علما ً سهل الله له طريقا ً إلى الجنة ، وإن الملائكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضا ً بما يصنع ، وإن العالم ليستغفر له من في السماوات ومن في الأرض حتى الحيتان في الماء ، وفضل العالم على العابد كفضل القمر على سائر الكواكب ، وإن العلماء ورثة الأنبياء ، إن الأنبياء لم يورثوا دينارا ً ولا درهما ً إنما ورثوا العلم ، فمن أخذه أخذ بحظ وافر »

Dari Abu Darda' rodhiyallohu anhu dia berkata : Aku mendengar Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :

"Barangsiapa menempuh suatu jalan dlm rangka untuk mencari ilmu (agama), Alloh akan memudahkan baginya jalan menuju ke surga.

Dan sesungguhnya para Malaikat meletakkan sayap2 mereka (yakni merendah) untuk para penuntut ilmu, karena ridho dengan apa yg mereka perbuat.

Dan sesungguhnya (terhadap) orang yg berilmu, segala sesuatu yg ada di langit dan di bumi, benar-benar memohonkan ampunan untuknya, sampai-sampai pun ikan-ikan yg ada di dalam air (sungai maupun lautan).

Dan keutamaan orang yg berilmu atas seorang ahli ibadah, seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang-bintang di langit.

Sesungguhnya para ulama, mereka itu adalah pewaris para Nabi. Dan para Nabi itu tidaklah mewariskan dinar dan dirham (harta benda), tetapi hanyalah mewariskan ilmu (agama).

Maka barangsiapa yg mengambilnya (warisan yg berupa ilmu agama tersebut), berarti dia telah mengambil bagian (warisannya) yg sangat besar !"

[ HR Abu Dawud no. 3641 dan At-Tirmidzi no. 2683, sanadnya Hasan bi
syawahidih)

2. Sebaliknya, bagi orang yg menyembunyikan ilmu agama yg telah diketahuinya, tidak mau menyampaikan perkara yg haq (benar), maka banyak sekali dalil2 yg menunjukkan ancaman atas perbuatan seperti ini.

Allâh Azza wa Jalla melaknat orang-orang yang menyembunyikan ilmu dengan firman-Nya:

إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَىٰ مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ ۙ أُولَٰئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ ﴿١٥٩﴾ إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَبَيَّنُوا فَأُولَٰئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ ۚ وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dila’nati Allâh dan dila’nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela’nati.  Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang." [Al-Baqarah : 159-160]

Kemudian, di dalam hadits-hadits yg shohih, juga banyak disebutkan ancamannya !

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ رَجُلٍ يَحْفَظُ عِلْمًا فَيَكْتُمُهُ إِلَّا أُتِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُلْجَمًا بِلِجَامٍ مِنْ النَّارِ

Dari Abu Hurairahrodhiyallohu anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Tidak ada seseorang yang hafal suatu ilmu, namun dia menyembunyikannya, kecuali dia akan didatangkan pada hari kiamat dengan keadaan dikekang dengan tali kekang dari neraka."

[HR. Ibnu Majah, no. 261; Syaikh al-Albani menyatakan tentang hadits ini ‘Hasan Shahîh)

Di dalam riwayat lain disebutkan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ عَلِمَهُ ثُمَّ كَتَمَهُ أُلْجِمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ

Dari Abu Hurairah rodhiyallohu anhu, dia berkata : Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda :

“Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu yang dia mengetahuinya, namun dia menyembunyikannya, maka dia akan diberi tali kekang dari neraka pada hari kiamat."

(HR. At-Tirmidzi, no. 2649; Abu Dawud, no. 3658; Ibnu Majah, no. 264; dishahîhkan oleh Syaikh al-Albani rihimahulloh)

2. Mengingat begitu pentingnya mengajarkan ilmu agama kepada orang lain, bagi orang yg telah mempelajarinya, maka sepantasnya kita juga bersemangat untuk itu semua.

Perhatikanlah, para ulama Salaf dahulu,  sangat bersemangat mengajarkan dan mendakwahkan ilmunya.

Lihatlah sahabat Nabi yg mulia,  Abu Huroiroh rodhiyallohu anhu, karena beliau kuatir terhadap ancaman yang terkandung di dalam ayat dan hadits tersebut di atas, maka Abu Hurairah rodhiyallohu anhu,  beliau giat menyebarkan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

[ lihat HR. Imam Al-Bukhâri, no. 118 ]

Demikianlah ! Semoga Alloh ta'ala karuniakan kepada kita, semangat selalu untuk mempelajari ilmu agama dan juga mengajarkan dan mendakwahkannya kepada orang lain.
Barokallohu fiikum.....

Semoga nasehat yg sedikit ini bermanfaat untuk semuanya....

Surabaya, Rabu pagi yg sejuk, 27 Dzulhijjah 1440 H / 28 Agustus 2019 M

Akhukum fillah, Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby

No comments:

Post a Comment