Wasiat Syaikh untuk Para Penuntut Ilmu

Wahai saudaraku para penuntut ilmu aku wasiatkan kalian dan terkhusus terhadap diriku untuk bertaqwa kepada Allah Azza Wa Jalla dan ruju' kepada para ulama rabbani (sejati) dari segala permasalahan yang kita sulit memahaminya..

Dan tidak perlu ikut-ikuttan terhadap permasalahan yang ada diantara Masyayikh kita yang mulia, yang mana mereka semua ini adalah saudara-saudara kita, kita mencintai mereka, memuliakan mereka, dan kita menghormati mereka.

Mungkin apabila disitu ada bantahan/dibantah, itu semua berlandaskan atas kebaikan dan mungkin terkadang orang yang membantah itu salah atau terkadang orang yang dibantah pun salah.

Namun secara umumnya mereka semua adalah ahlusunnah wal jama'ah, mereka menyeru kepada manhaj salaf. Mereka juga menyerukan untuk bermulazamah dengan ulama rabbani yang mana mereka menghilangkan pemikiran tahrif (mengubah) makna dari Al-Qur'an dan pelaku kesesatan, Serta dari pemahaman ta'wil (penyelewengan) yang jahil.

Maka apabila perkaranya demikian lalu mengapa kita tidak meniti jalan mereka?

Maka hendaknya kita bertaqwa kepada Allah dan hendaknya kita jangan menjadi orang yang malaayi' (lembek) yaitu setiap ada kabar yang bereda kepada kita , kita langsung membenarkannya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman! jauhilah banyak dari prasangka , sesungguuhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? tentu kamu akan merasa jijik."(Q.S Al-Hujurat : 12)

Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman!, Apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah (carilah keterangan)  dan janganlah kamu mengatakan kepda orang yang mengucapkan " salam " kepadamu, " kamu bukan seorang yang beriman ". ( lalu kamu membunuhnya) dengan maksud mencari harta benda kehidupan dunia." ( Q.S An-Nisa 94)

Dan Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda;

"Cukuplah seseorang dikatakan berdusta, jika ia menceritakan setiap yang dia dengar" ( HR. Muslim)

Dan Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda;

"Sejelek-jeleknya kendaraan yang ditunggangi seseorang adalah katanya, katanya" (HR. Abu Daud no 4972 dqan di nilai shahih oleh al Albani)

Maka apabila ada seseorang datang kepadamu yang ingin menukil kepadamu suatu cerita tentang saudaramu yang mana engkau ketahui bahwa seorang itu berada diatas salafus shalih maka hendaknya langsung tanyakan kepada saudaramu, sebelum engkau bantah.

Tanyakanlah kepadanya "Apa yang engkau inginkan dan mengapa engkau berbicara seperti itu dan ini."

Apabila benar itu salah, maka bantahlah kesalahan tersebut dan jangan engkau hina saudaramu dan jangan langsung menjarh (memboikot) nya, dan jangan tergesa-gesa dalam mentabdi' (membid'ahkan) nya, atau menganggap ia fasiq, atau mentahdzirnya

Allah Azza Wa Jalla berfirman;

"Dn sungguh kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya" (Q.S. Qaf  : 16)

Allah Allah Azza Wa Jalla berfirman;

Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya"(Q.S. Al-Isra' : 36)

" Tiada suatu kata ysng diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)"_ *( Q.S. Qaf : 18)

Syaikh Dr. Shalih As-Suhaimi
Thuwailibul.ilmi

No comments:

Post a Comment