Pentingnya Tazkiyatun Nafs

Tazkiyatun nafs tersusun dari dua kata, yaitu tazkiyah dan nafs. Secara bahasa tazkiyah (التزكية) berasal dari kata:
زكى يزكي تزكية 
tazkiyah sama dengan zakaa'u (زكاء) yang secara bahasa memiliki arti tumbuh (نماء) dan bertambah (زيادة). Contoh pada kalimat
زكى الزرع
artinya: tanaman itu tumbuh
contoh lain:
زكى المال
artinya: harta itu bertambah

Dinamakan zakat secara syar'i karena harta itu bertambah keberkahan dan jumlahnya. Oleh karena itu nabi shollallahu alaihi wasallam mengabarkan:
أنه ما نقص مال عبد من صدقة
"Sesungguhnya harta seorang hamba yang disedekahkan itu tidak berkurang" (HR Tirmidzi no.2427 dan Sahih Aljami Ashagir no.3024).

Adapun tazkiyah yang disandarkan kepada jiwa disini yaitu tazkiyah syar'iyyah yang disebutkan dalam Alqur'an dan hadist nabi shollallahu alaihi wasallam yaitu pencapaian bagi jiwa seorang mukmin berupa kebaikan dan keberkahan karena usaha.

Maksud dengan jiwa disini yaitu bukan semata-mata menyangkut dengan fisik saja. Akan tetapi tujuannya yaitu tazkiyatul qolb (penyucian hati) dan penyucian jiwa yang berefek positif kepada anggota tubuh. Oleh karena itu Allah azza wajalla menyebutkan dengan kata keberuntungan (الفلاح) dan kemenangan (الفوز) bagi orang yang mensucikan jiwanya seperti yang disebutkan dalam surat Asy syamsi:
قد افلح من زكاها وقد خاب من دساها
"Sungguh beruntung oranv yang mensucikan jiwanya dan sungguh rugi orang yang mengotorinya" (Asy syamsi: 9-10).

Hal tersebut menunjukkan bahwa keberuntungan akan diraih bagi orang yang mensucikan jiwanya dan keberuntungan tersebut meliputi  ruh dan jasadnya dan inilah makna tazkiyatun nafs.

Referensi:
Tazkiyyatun nafs. Syaikh Prof. Dr. Ibrahim Ar ruhaili. Hal 7-8.


Pontianak, Ahad 24 Dzul hijjah 1440/ 25 Agustus 2019

Akhukum.. Abu Aisyah Dodi Iskandar

No comments:

Post a Comment