Rukun Laa ilaaha illallah

Laa ilaaha illallah memiliki dua rukun. Yaitu nn nafyu (النفي) dan al istbaat (الإثبات). Arti an nafyu adalah menolak tuhan-tuhan selain Allah, semua sesembahan selain Allah adalah makhluk-Nya.

Adapun makna al istbaat yaitu menetapkan hanya Allah saja sebagai tuhan yang benar. Semua tuhan selain Allah yang merupakan sesembahan kaum musyrikin adalah batil.
ذلك بأن الله هو الحق وأن مايدعون من دونه هو الباطل
"Yang demikian itu sesungguhnya Allah adalah tuhan yang benar dan apa saja yang diseru selain Allah adalah batil" (Al Hajj:62).

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: pernyataan لا اله الا الله mengandung adanya penetapan sifat ketuhanan dan ungkapan ini jauh lebih lengkap dari sekedar ungkapan الله اله karena ungkapan ini belum mengandung pernyataan menolak sesembahan selain Allah.

Selanjutnya Ibnul Qayyim mengatakan: ungakapan
لا اله الا الله
menuntut adanya pembatasan sifat ketuhanan hanya bagi Allah dan menolak selain-Nya. Masih kata beliau rahimahullah:
وقد غلط غلطا فاحشا كذلك من فسر الإله بأنه القادر على الإختراع فقط
"Dan sungguh telah terjatuh dalam kesalahan yang sangat fatak orang yang menafsirkan ilah (tuhan) dengan arti yang maha mampu menciptakan segala sesuatu".

Berkata syaikh Sulaiman bin abdillah dalam kitab syarah kitabut tauhid: "jika ada yang mengatakan bahwa telah jelas makna ilah (tuhan) adalah zat yang maha mampu menciptakan segala sesuatu, maka apa yang akan kita jawab untuk membantah subhat ini" Maka beliau menjawab dengan dua sisi: (a) mengartikan tuhan sebagai pencipta segala sesuatu (القادر على الاختراع), maka ini adalah pendapat ahli bid'ah karena tidak ada satupun baik dari kalangan para ulama ahlu sunnah wal jamaah dan para ulama ahli bahasa mengartikan kata ilah (tuhan) dengan makna pencipta segala sesuatu.

Karena memaknai dengan cara seperti itu batil, arti tuhan yang benar yaitu المألوه atau المعبود artinya yang disembah atau yang diibadahi. (b) seandainya kita menerima arti ilah dengan tafsir yang sudah menjadi hal yang biasa di kalangan orang awam yaitu pencipta segala sesuatu maka jika tuhan-tuhan yang disembah selain Allah ternyata tidak mampu menciptakan segala sesuatu maka gugurlah arti tuhan sebagai pencipta meskipun dinamakan tuhan.

Misalnya matahari, bulan, orang soleh dan para wali yang telah mati, malaikat, patung, pohon keramat dan lain-lainya tidak memiliki kemampuan menciptakan segala sesuatu maka jelas arti tuhan bukan pencipta. Dan juga tidak benar jika ada orang yang memahami bahwa tuhan adalah pencipta sehinga menyebabkan ia masuk islam.

Dan telah ada penelitian yang cermat tentang kunci yang dapat memasukkan seseorang ke dalam Islam yaitu tentang kalimat لا اله الا الله, bahwa tidak ada satupun orang kafir memaknai arti tuhan sebagai pencipta karena jika makna itu benar maka tentunya dengan mudah mengharuskan orang-orang kafir arab menjadi muslim. Kenyataannya mereka tatkala disuruh mengucapkan
 لا اله الا الله
mereka enggan. Mereka tidak mau mengucapkan sebab mereka paham arti ilah adalah zat yang disembah meskipun mereka mengakui bahwa pencipta alam semesta adalah Allah Ta'ala.

Sebagaimana disebutkan dalam kaidah pertama dalam syarah qowaid al arba, orang-orang kafir ketika ditanya oleh Rasulullah sholllahu alaihi wasallam:
ولئن سألتهم من خلق السماوات والارض ليقولون الله
"Dan jika engkau bertanya kepada kaum musyrikin siapa pencipta langit-langit dan bumi, maka mereka menjawab: Allah" (Luqman:25).

Meskipun sebagian orang-orang belakangan ada yang menghendaki arti tuhan dengan pencipta, maka jelas kelompok ini termasuk orang-orang yang keliru berdasarkan dalil-dalil syar'i dan akal sehat.


Referensi:
Ma'na Laa ilaaha illallah Wamuktadooha waatsaruha fil fardi wal mujtama'i. Syaikh Soleh Al Fauzan. Hal 25-27

Pontianak, Jum'at 9 Dzulqo'dah 1440/ 12 Juli 2019

Abu Aisyah Dodi Iskandar

No comments:

Post a Comment