Kedudukan Kata dalam Kalimat Laa Ilaaha Illallah



Pemahaman terhadap makna suatu kalimat bergantung kepada pemahaman di dalam mengi'rob (memahami kedudukan masing-masing kata dan status hukum harokat terakhir) dalam kalimat tersebut. Oleh sebab itulah para ulama bersungguh-sungguh dalam memahami i'rob kalimat laa ilaaha illallah.

Kalimat tersebut secara eksplisit (yang terlihat secara lahiriyah) terdiri dari empat kata, yaitu لا (laa), اله (ilaaha), الا  (illa), dan lafad mulia الله (Allohu). 

Laa kedudukannya sebagai huruf lam nafiyah lil jinsi (menafikan kata benda setelahnya), ilaaha kedudukannya sebagai isim laa (kata benda setelah laa) dan mabni (harokatnya tidak berubah) di atas fathah.

Secara implisit (tersirat) ada satu kata benda (isim) yang seharusnya ada setelah isim laa yaitu kedudukannya dinamakan khobar laa dan ini telah menjadi ketentuan dalam bahasa Arab, akan tetapi dihapus (mahduf) dalam rangka menyingkat kalimat.

Para ulama menetapkan kata khobar laa tersebut  yaitu kata حق (hakkun) dan marfu' (huruf terakhirnya berharokat dommatain). Disisi lain kata حق (hakkun) selain sebagai khobar laa ia juga punya kedudukan disebut sebagai mustasna minhu (kata yang berada sebelum alat istisna).

Kata الا (illa) inilah yang disebut alat istisna (huruf yang mengecualikan). Kemudian lafad mulia الله sebagai kedudukannya sebagai al mustasna (kata benda setelah alat istisna) dan harokatnya mengikuti keadaan mutasna minhu-nya yaitu domatain (marfu) maka lafadz mulia الله juga harus marfu (huruf terakhirnya domah, tidak mungkin persis sama domatain karena mengandung alif lam pada lafad mulia الله).

Jadi kesimpulannya kalimat
لا اله الا الله
jika ditulis secara lengkap menjadi
لا اله حق الا الله
laa ilaaha hakkun illallahu artinya yaitu tidak ada tuhan yang benar kecuali Allah dan arti inilah yang disepakati oleh seluruh ulama ahlus sunnah wal jamaah.

Kata اله (ilaaha) atau jika ditambahkan alif lam menjadi الإله (al ilaaha) memiliki sinonim
 Ø§Ù„مألوه بالعبادة

Alma'luhu artinya sesuatu yang disembah. Al ma'luhu adalah sesuatu yang disembah menjadi sasaran hati dan keinginan menuju atau terpaut kepadanya, yang diharapkan memberikan manfaat dan menolak bahaya.

Dan suatu kesalahan jika jika kata hakkun diganti dengan khobar laa yang lain seperti
موجود
artinya ada
معبود
artinya yang disembah.

Jadinya seperti berikut:
لا اله موجود الا الله
tidak ada tuhan yang ada kecuali Allah
atau
لااله معبود الا الله
tidak ada tuhan yang disembah kecuali Allah.

Mengapa salah? Karena kalimat tersebut mengingkari keberadaan tuhan-tuhan selain Allah padahal kenyataannya tuhan-tuhan yang disembah selain Allah ada dan banyak seperti Yesus, Uzair, Dewa, Dewi, Syetan, benda keramat, patung, kuburan, matahari, bulan, pohon keramat, orang soleh yang telah mati dll.

Keberadaan mereka saat ini masih ada di sekitar kita di dunia ini. Dan jika dinyatakan tidak ada jelas ungkapan yang tidak tepat. Namun karena tuhan-tuhan yang banyak tersebut selain Allah maka tuhan-tuhan tersebut batil. Menyembahnya otomatis juga batil. Sehingga kalimat yang lengkap dari laa ilaah illallah adalah
لا اله حق لا الله
tidak ada tuhan yang hak (benar) kecuali Allah.

Tuhan-tuhan yang batil ada dan jumlahnya banyak sedangkan tuhan yang hak (benar) hanya satu saja yaitu Allah Ta'ala.

Referensi:
Ma'na Laa ilaaha illallah Wamuktadooha waatsaruha fil fardi wal mujtama'i. Syaikh Soleh Al Fauzan. Hal 24

Pontianak, Rabu 29 Syawal 1440/ 3 Juli 2019

Abu Aisyah Dodi Iskandar

No comments:

Post a Comment