Pelajaran Berharga dari Kisah Dua Delegasi Raja Persia

Sumber Gambar

Diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengirimkan surat kepada Kisra (raja Persia), dan Kisra pun mengutus dua delegasi untuk menemui Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam.

Saat dua delegasi tersebut sampai dihadapan nabi, dan beliau melayani dua delegasi tersebut, beliau melihat kumis keduanya lebat sedangkan jenggotnya dicukur gundul. Maka beliau shallallahu alaihi wa sallam memalingkan muka dari keduanya dan bersabda:

ويحكما من أمركما بهذا؟

"Celaka kalian berdua! Siapa yang menyuruh kalian seperti ini?"
Keduanya menjawab: "Rabb kami (raja kami) telah menyuruh kami seperti ini".

Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

لكني أمرني ربي عز وجل أن أعفي لحيتي وأن أحفى شاربي

"Akan tetapi Rabb-ku Azza wa jalla telah memerintahkanku untuk memanjangkan jenggotku dan memendekkan kumisku" (dihasankan syaikh al-Albani).

Pelajaran Pertama:

Seorang muslim selayaknya tetap memuliakan tamu, sekalipun orang kafir. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه

"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya".

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menghormati tamunya dan diharapkan ke-Islamannya dan rakyatnya. Namun tidak menghalangi beliau untuk mendakwahinya dan memalingkan muka sebagai bentuk nahi mungkar karena membiarkan kumisnya lebat dan jenggotnya dicukur gundul wallahu a'lam.

Kedua delegasi tersebut notabene belum mengenal syariat memelihara jenggot dan memendekkan kumis. Sangat ironis sekali jika seorang muslim yang telah mengetahui syariat justru lebih memilih meniru orang kafir dalam penampilannya.

Benarkah dalam keadaan seperti orang kafir ia sedang mencari kemuliaan Allah? Dan lebih fatal lagi, mencukur gundul jenggot untuk alasan agar bisa mudah diterima oleh masyarakat Islam yang awam. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, kepada orang kafir saja beliau tetap mendakwahi, tentunya kepada orang Islam lebih diwajibkan lagi, bukan justru mengajarkan masyarakat awam untuk mencukur habis jenggot dan memanjangkan kumis.

Pelajaran kedua:

Apa yang anda bayangkan jika anda muslim dan hidup bertemu dengan Nabi dalam keadaan wajah anda seperti orang kafir dan Beliaupun marah (karena Allah) memalingkan wajahnya yang mulia dari anda. Apakah anda berani memandang wajah Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan beliau marah kepada anda?.

Wahai saudaraku, dari bunyi teks hadist di atas, memendekan kumis dan memanjangkan jenggot adalah perintah Allah azza wa jalla, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam hanya menjalankan tugas kerasulan saja untuk menyampaikan syariat tersebut. Jika anda bersaksi untuk mempercayai kerasulan Beliau, maka konsekuensinya adalah mengikuti segala petunjuknya. Jika anda enggan berarti anda telah menodai kesaksian anda terhadap kerasulannya dengan sikap ketidakjujuran anda.

Referensi:
Mencukur Jenggot dan Isbal. Abu Muhammad Ibnu Shalih bin Hasbullah. hal 28-31

Pontianak, 27 Ramadan 1440/31 Mei 2019 menjelang tengah malam

Abu Aisyah Dodi Iskandar

No comments:

Post a Comment