Beriman kepada Kitab-kitab Suci


Wajib beriman kepada seluruh kitab yang telah Allah turunkan kepada para nabi-Nya dan para rasul-Nya. Kitab tersebut diturunkan untuk menjadi petunjuk dan memutuskan di antara perselisihan manusia. Allah Ta'ala berfirman:

"Dahulu manusia adalah umat yang satu lalu Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan dan menurunkan kepada mereka kitab-kitab yang mengandung kebenaran untuk memutuskan perselisihan di antara manusia. Tidaklah berselisih melainkan karena kedengkian di antara orang-orang yang diberikan kitab sesudah datangnya keterangan. Maka Allah memberikan petunjuk kepada orang-orang yang beriman terhadap apa saja yang menyelisihi dari kebenaran atas izin-Nya. Dan Allah memberikan petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki kepada jalan yang lurus." (Al Baqarah:213)

Kitab-kitab tersebut menjadi pedoman, penerang dan penyembuh apa yang ada di dalam dada.

Wajib mempercayai nama-nama kitab yang Allah sebutkan dalam Al qur'an yaitu Taurat, Injil, Zabur, Al qur'an, Suhuf (lembaran-lembaran) Ibrahim, dan Suhuf Musa sholawatullah wasalamuhu alaihim.

Kitab yang paling utama, paling mulia dan sebagai penutup, pemutus perkara yang terpelihara yaitu Kitabullah Al Qur'an Al Adziim.

Kemudian berikutnya disusul oleh Taurat. Allah sebutkan secara beriringan di dalam Al qur'an di beberapa ayat. Seperti firman Allah Ta'ala:

"Maka tatkala telah datang kebenaran kepada mereka dari sisi kami. Mereka berkata: mengapa tidak diberikan kitab seperti yang telah diturunkan kepada Musa. Bukankah mereka mengingkari juga apa yang telah diberikan kepada Musa sebelumnya? Mereka (Yahudi) berkata: dua orang penyihir yang saling membantu dan mereka Yahudi juga berkata: sesungguhnya kami sama sekali tidak percaya kepada keduanya (Alqur'an dan Taurat)." (Al Qoshos:48)

Kemudian dalam firman-Nya:

"Kemudian kami telah memberikan Musa Taurat untuk menyempurnakan orang-orang yang telah berbuat baik, dan untuk menjelaskan segala permasalahan serta sebagai pedoman dan rahmat bagi orang-orang yang berharap perjumpaan dengan tuhannya dan mereka percaya akan hal itu. (Al An'am:145)

Dan dalam ayat lainnya:

"Dan inilah kitab (Al qur'an) yang penuh berkah telah kami turunkan kepadanya (Muhammad) maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kalian dirahmati." (Al An'am:155)

Kitab-kitab selain Al Qur'an wajib diimani secara global (umum) dan diyakini bahwa Allah menurunkannya sebagai pedoman dan pemutus perkara di antara manusia. Adapun Al Qur'an wajib diimani secara tafsil (terperinci).

Oleh karena itu seorang muslim wajib meyakini bahwa Allah telah menurunkan Al qur'an dalam bentuk ucapan, makna dengan huruf dan suara yang dapat didengar. Malaikat jibril 'alaihi sholatu wa salaam dapat mendengar suara tersebut dari Allah sebagaimana Allah Ta'ala berfirman:

"Al qur'an yang dibawa turun oleh Malaikat kepada hatimu (Muhammad) agar engkau menjadi pemberi peringatan." (As syua'ara:193-194)

Membaca Al Qur'an termasuk ibadah. Para hamba-Nya dapat beribadah dengan cara membacanya. Siapa saja yang membaca satu huruf dari Al qur'an maka ia mendapatkan sepuluh kebaikan sebagaimana ditetapkan dalam hadist sohih dari Abdullah bin Mas'ud radiyallahu anhu (HR Tirmidzi no. 2910).

Membaca Al Qur'an secara ucapan dapat menjadi sarana untuk bisa membaca jenis yang kedua yaitu membaca hukumnya dan inilah yang menjadi poros kebahagiaan. Membaca hukumnya artinya membenarkan semua kabarnya, melakukan hukum-hukumnya yaitu mengerjakan semua perintahnya dan menjauhi larangannya, mengamalkan ayat-ayat yang muhkam (jelas) dan mengimani ayat-ayat mutasabihat (samar).

Menerima nasihat-nasihat dari Al qur'an, mencegah apa yang dilarang Al qur'an, berhukum dengan Al qur'an dalam setiap urusan hidup. Siapa saja yang membenarkan Al qur'an dan mengamalkan hukumnya maka ia orang yang bahagia dan sukses, dan siapa yang mendustakan kabar yang ada di dalamnya dan tidak mempraktekkan hukumnya maka ia orang yang sengsara dan binasa.

Orang yang mendustakan kitab-kitab yang telah Allah turunkan maka ia kafir. Demikian juga jika ia mendustakan satu kitab saja atau sebagiannya maka kafir. Sama juga, mendustakan satu ayat saja dari Al qur'an atau satu huruf saja maka ia pun kafir.

Allah Ta'ala berfirman:

أفتؤمنون ببعض الكتاب وتكفرون ببعض. فما جزاء من يفعل ذالك منكم إلاخزي في الحياة الدنيا ويوم القيامة يردون إلى أشد العذاب

"Apakah kalian beriman kepada sebagian kitab (Taurot) dan mengingkari sebagian lain. Maka tidak ada balasan bagi kalian yang melakukan hal itu kecuali kehinaan di dunia dan di akherat akan dikembalikan dengan mendapatkan azab yang sangat pedih." (Al Baqoroh:85)

Dan Allah Ta'ala berfirman:

يئأيها الذين ءامنوآ ءامنوا بالله ورسوله والكتاب الذي نزل على رسوله والكتاب الذي أنزل من قبل. ومن يكفر بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر فقد ضل ضلالا بعيدا

"Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada Al Qur'an yang telah kami turunkan  secara berangsur-angsur kepada rasul-Nya dan juga beriman kepada kitab yang telah kami turunkan sebelumnya. Siapa saja yang mengingkari Allah dan para malaikat, kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya dan hari akhir maka ia telah sesat dengan kesesatan yang sangat jauh." (An Nisaa:136)

Wajib beriman bahwa orang yang berkata bahwa Al Qur'an itu makhluk maka ia kafir, karena Al Qur'an adalah kalamullah (ucapan Allah) bukan makhluk.

Referensi:
Hadzihi Aqidati. Aqidah Ahlus sunnah Wal Jama'ah. Syaikh Abdul Aziz Ar raajihi. Hal 15-17

Pontianak, 16 Syawal 1440/20 Juni 2019
Waktu Dhuha

Abu Aisyah Dodi Iskandar


No comments:

Post a Comment