Adab-adab Pengajar Al-Qur'an

Sumber gambar

  1. Ditanamkan niat mencari ridha Allah Ta'ala.
  2. Tidak diniatkan untuk mencari harta benda. Allah jalla wa ala berfirman: "Dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan dunia, niscaya Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bagianpun di akherat" (Asy-Syura:20). Hukum mengambil upah dari mengajarkan Al-Qur'an berbeda-beda di kalangan para ulama. Yang lebih kuat insyaAllah hukumnya boleh. Dalilnya yaitu hadist Abu Sa'id yang menyebutkan tentang para sahabat Nabi yang mengambil upah sejumlah kambing dengan membacakan surat Al-Fatihah untuk meruqyah pembesar kampung yang disengat binatang berbisa.
  3. Hendaknya benar-benar waspada dari sengaja memperbanyak aktivitas mencari upah dengan mengajarkan Al-Qur'an dengan alasan banyaknya orang yang berprofesi demikian. Karena Para sahabat nabi tidak menjadikan kebiasaan mengajarkan Al-Qur'an sebagai profesi.
  4. Hendaklah pengajar waspada dari sikap membenci tindakan muridnya yang belajar ke guru lain untuk mengambil manfaat darinya dengan belajar membaca di hadapannya.
  5. Berakhlak dengan adab-adab Syar'i.
  6. Berzuhud terhadap dunia dan meminimalisir kebutuhan terhadapnya.
  7. Hendaklah menjadi orang yang tenang, penuh wibawa, dan rendah hati.
  8. Menghindari sikap banyak tawa dan canda.
  9. Menggunakan hadist-hadist yang sahih berkaitan dengan dzikir tasbih dan doa, serta keutamaan-keutamaan amal.
  10. Senantiasa waspada dari penyakit hati (dengki, ujub, riya', tinggi hati, dan merendahkan orang).
  11. Hendaklah tidak melihat diri sendiri lebih baik daripada orang lain.
  12. Hendaklah bersikap lembut kepada orang-orang yang belajar membaca Al-Qur'an kepadanya dan bersikap penuh kasih terhadap mereka, serta senantiasa memotivasi mereka untuk terus belajar.
  13. Mengerahkan segenap daya untuk memberikan nasihat khususnya terhadap orang yang belajar kepadanya semampunya.
  14. Hendaklah pengajar menjadi seorang yang mudah (fleksibel) dalam pengajarannya.
  15. Penuh kasih sayang kepada murid-muridnya, bersabar terhadap sikap acuh dan kurang sopan mereka dan memberitahukan kepada mereka keburukan hal tersebut dengan lembut agar tidak mengulang sikap seperti itu.
  16. Hendaklah seorang pengajar al-Qur'an mencintai kebaikan bagi murid-muridnya dan membenci keburukan yang dapat menimpa mereka.
  17. Senantiasa mengingatkan segala keutamaan menuntut ilmu agar menjadi sebab bertambahnya semangat mereka dan menumbuhkan sikap zuhud terhadap dunia.
  18. Lebih mendahulukan kemaslahatan para murid daripada kemaslahatan duniawi dirinya sendiri yang tidak prinsipil.
  19. Memberikan setiap orang secara proporsional sehingga memberikan kepada orang sesuai kemampuannya.
  20. Senantiasa memotivasi mereka untuk mengulang hafalan-hafalan mereka.
  21. Memberikan pujian yang tampak kepandaiannya.
  22. Jika peserta banyak maka memulai dari yang paling awal, kemudian yang awal berikutnya. Tidak memberikan kesempatan mendahulukan giliran orang yang menyerobot kecuali ada kemaslahatan.
  23. Senantiasa memantau kondisi mereka dan menanyakan siapa yang tidak hadir di antara mereka.
  24. Menjaga kedua tangannya dari gerakan yang tidak perlu dan menjaga kedua matanya dari pandangan yang tidak dibutuhkan pada saat muridnya sedang membaca al-Qur'an di hadapannya.
  25. Duduk dalam keadaan suci, menghadap kiblat dengan tenang, memakai pakaian putih bersih, dan bila telah sampai di masjid tempat mengajar, hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum duduk.
  26. Hendaklah ruang majelisnya luas agar orang-orang yang ingin duduk merasa nyaman.
  27. Hendaklah dia tidak merendahkan ilmu.

Rreferensi:
Panduan Lengkap & Praktis Adab dan Akhlak Islami, hal 13-16

Pontianak, 26 Ramadhan 1440/30 Mei 2019

Abu Aisyah Dodi Iskandar

No comments:

Post a Comment