Perkataan Para Salafus Sholeh Tentang Haramnya Musik


هَذِهِ أَدِلَّةٌ عَلَى تَحْرِيْمِ الْغِنَاءِ مِنْ أَقْوَالِ السَّلَفِ الصَّالِحِ رِضْوَانُ اللهِ عَلَيْهِمْ


قَالَ أَبُوْ بَكْرِ الصَّدِيْقِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَلْغِنَاءُ وَالْعَزْفُ مِزْمَارُ الشَّيْطَانِ

Manusia terbaik setelah Rasulullah yaitu Shahabat Abu Bakar Ash Shiddiq semoga Allah meridoinya mengatakan :"nyanyian dan alat musik adalah seruling syetan"

. وَقَالَ اَلْإِمَامُ مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَلْغِنَاءُ إِنَّمَا يَفْعَلُهُ الْفُسَّاقُ عِنْدَنَا

Guru Imam Syafii yaitu Imam Malik bin Anas berkata: " di zamanku yang memainkan alat-alat musik adalah orang-orang yang fasik"

.وَالشَّفِعِيَّةُ يُشَبِّهُوْنَ الْغِنَاءَ بِالْبَاطِلِ وَالْمِحَالِ (أَوْ اَلْمَحَّالِ

Ulama-ulama Syafiiyah menyerupakan nyanyian dengan kebatilan dan perbuatan sia-sia (penterjemh: menyerupakan syetan).

.وَقَالَ اَلْإِمَامُ أَحْمَدُ رَحِمَهُ اللهُ:اَلْغِنَاءُ يُنْبِتُ النِّفَاقَ فِي الْقَلْبِ فَلاَ يُعْجِبُنِيْ

Imam Ahmad semoga Allah merahmatinya bertutur:"nyanyian akan menumbuhkan kemunafikan di dalam hati makanya jangan engkau heran dengan perkataanku ini"

 أَصْحَابُ اْلإِمَامِ أَبِيْ حَنِيْفَةَ رَحِمَهُمُ اللهُ :اِسْتِمَاعُ الْأَغَانِيْ فِسْقٌ

Para pengikut Imam Abu Hanifah semoga Allah merahmati mereka berkata: mendengarkan nyanyian adalah suatu kefasikan

.وَقَالَ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيْزِ:اَلْغِنَاءُبَدْؤُهُ مِنَ الشَّيْطَانِ وَعَاقِبَتُهُ سُخْطُ الرَّحْمَنِ

Umar bin Abdul Aziz berkata: "nyanyian awalnya dari syetan, akibatnya dimurkai Arrahman (Allah)"

.قَالَ اَلْإِمَامُ الْقُرْطُبِْي:اَلْغِنَاءُ مَمْنُوْعٌ بِالْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ

Imam Al Qurtubi berkata:"nyanyian dilarang dengan Al Qur'an dan Hadist"

.وَقَالَ اَلْإِمَامُ ابْنُ الصَّلاَحِ:اَلْغِنَاءُ مَعَ آلةِ اَلْإِجْمَاعُ عَلَى تَحْرِيْمٍ

Imam Ibnu Solah berkata:"nyanyian disertai alat musik haram berdasarkan ijma"




Jalan Perdamaian, Kota Baru, Pontianak, Ahad 19 Rajab 1438 H/ 16 April 2017 M
Abu Aisyah (Dodi Iskandar, S.Si, M.Pd)
Referensi:
Ahkamu Syar'iyyah Al ghina, At Tasywir, Alhalqul lihyah wal Isbal. Abdullah bin Ahmad Al A'alaf. Hal 9-10

No comments:

Post a Comment