Akhlak Kepada Kedua Orang Tua (Bagian 2)

sambungan......

12.  Berbicara kepada mereka berdua dengan penuh adab, sopan santun, dan lemah lembut berdasarkan Firman Allah Ta'ala:
  فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيماً
"Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan Ah dan janganlah kamu membentak mereka berdua, dan ucapkanlah kepada mereka berdua perkataan yang mulia" (Al-Isra:23)
13.  Mencium tangan mereka berdua
14.  Memuliakan mereka berdua dan memberikan apa yang mereka berdua minta.
15.  Tidak mengeraskan suara di depan mereka berdua dan tidak membantah mereka
16.  Mintalah pendapat mereka berdua dalam pekerjaan dan urusan anda
17.  Jangan sekali-kali berbohong kepada mereka berdua
18.  Jangan mencela mereka berdua apabila mereka melakukan sesuatu untuk Anda yang tidak memuaskan Anda.
19.  Jangan Anda tidur dan jangan pula berbaring sementara mereka masih duduk.
20.  Jangan menjulurkan kaki Anda di depan mereka berdua.
21.  Jangan berjalan di samping bapak Anda di jalan, tetapi mundurlah dari posisinya sedikit.
22.  Jangan duduk lebih tinggi daripada tempat duduk mereka berdua.
23.  Penuhilah dengan segera panggilan mereka bila mereka memanggil Anda.
24. Janganlah seseorang memanggil bapaknya dengan menyebut namanya, jangan duduk sebelumnya, dan jangan berjalan di depannya. Dari Abu Hurairah semoga Allah meridoinya.
أَنَّهُ أَبْصَرَ رَجُلَيْنِ فَقَالَ لِأَحَدِهِمَا:مَاهَذَامِنْكَ؟ فَقَالَ:أَبِيْ.فَقَالَ:لَاتُسَمِّهِ بِاسْمِهِ وَلَاتَمْشِ أَمَامَهُ, وَلَا تَجْلِسْ قَبْلَهُ
"Bahwasannya beliau pernah melihat dua orang kali-laki, lalu beliau berkata kepada salah seorang dari keduanya,'Apa kedudukan orang ini dari dirimu?'Maka orang itu menjawab, 'Dia bapakku.'Maka beliau berkata ,'janganlah engkau memanggilnya dengan menyebut namanya, jangan berjalan di depannya, dan jangan duduk sebelumnya" (HR Bukhari dalam Shahih al-Adabul Al-Mufrad li al-Imam Bukhari no 47)
25.  Berusaha berteman dengan orang yang berbakti kepada kedua orangtunya.
26. Setelah kedua orangtua meninggal dunia, maka bentuk bakti yang tersisa kepada mereka berdua adalah sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi Sholallohu Alaihi Wasallam ketika beliau ditanya:
يَارَسُوْلَ اللهِ , هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهَا؟ قَالَ:نَعَمْ, اَلصَّلاَةُ عَلَيْهِمَا, وَاْلِإسْتِغْفَارُ لَهُمَا, وَإِنْفَاذُعَهْدِهِمَامِنْ بَعْدِهِمَا, وَصِلَّةُ الرَّحِمِ لَاتُوْصَلُ إِلَّابِهِمَا, وَإِكْرَامُ صَدِيْقِهِمَا
"Wahai Rasulullah, apakah masih tersisa sesuatu bentuk baktiku kepada kedua orangtuaku yang bisa aku wujudkan setelah mereka berdua meninggal dunia?'Beliau menjawab,'Ya, yaitu mendoakan mereka berdua, memohonkan ampunan bagi mereka berdua, menunaikan janji mereka berdua setelah mereka meninggal, menyambung tali silaturahim yang tidak bisa disambung kecuali dengan sebab hubungan mereka berdua, dan memuliakan teman mereka berdua" (HR Abu Dawud no 5142).

referensi:
Muntaqa al-adab asy-Syar'iyyah

Jalan Perdamaian,Kota Baru,  1 Januari 2016

Abu Aisyah (Dodi Iskandar, S.Si, M.Pd)

No comments:

Post a Comment