Pelajaran ke-2: Rukun Iman, Pembagian Tauhid dan Syirik (Bag. 2)



Dalil lain yang menjadi kaidah bahwa nama-nama dan shifat-shifat Allah tidak boleh: dirubah (tahrif), ditiadakan (ta'til), ditanyakan bagaimana caranya (takyif), dan diserupakan (tamsil), yaitu:

 لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat" (Asy Syuura:11).

وقد جعلها بعض أهل العلم نوعين, وأدخل توحيد الأسماء والصفات في توحيد الربوبية, ولا مشاحة في ذلك لأن المقصود واضح في كلا التقسيمين
Namun sebagian ulama yang membagi tauhid menjadi dua bagian saja dengan menggabungkan Tauhid Asma Wa Shifat kedalam Tauhid Rububiyyah. Hal ini tidak menjadi masalah, karena yang dimaksud oleh dua macam pembagian ini telah jelas.

وأقسام الشرك ثلاثة: شرك أكبر, وشرك أصغر, وشرك خفي.
Syirik dibagi menjadi tiga bagian: Syirik Akbar (besar), Syirik Ashgar (kecil), dan Syirik Khafi (samar).

فالشرك الأكبر: يوجب حبوط العمل والخلود في النار لمن مات عليه, كما قال الله تعالى
Kehilangan amal dan kekekalan di neraka pasti akan dialami bagi pelakunya yang mati (dalam keadaan belum bertobat) di atas perbuatan syirik akbar. Seperti yang difirmankan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

 وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ, وقال سبحانه
"Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan" (Al An'aam:88). dan Allah juga berfirman dalam surat At-Taubah ayat ke-17:

مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَنْ يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللَّهِ شَاهِدِينَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ أُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ
"Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka"

وأن مات عليه فلن يغفرله, والجنة عليه حرام, كما قال الله عزوجل
dan siapa saja yang mati dalam keadaan melakukan syirik akbar (belum bertobat), maka dia tidak akan diampuni, dan surga diharamkan baginya, Allah Ta'ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْماً عَظِيماً ,وقال سبحانه
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar" (An-Nisa:48). Di dalam ayat lain Allah Ta'ala juga berfirman:

 إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun" (Al-Ma'idah:72).

ومن أنواعه: دعاء الأموات, والأصنام, والأستغاثة بهم, والنذر لهم, والذبح لهم, ونحو ذلك.
yang termasuk syirik akbar diantaranya yaitu berdoa (meminta) kepada mayat (orang mati) dan patung (berhala), mohon perlindungan kepada mereka, juga bernadzar dan berkurban (menyembelih hewan) untuk mereka dan lain sebagainya.

Pontianak, Rabu 30 Nopember 2016
Abu Aisyah (Dodi Iskandar, S.Si, M.Pd)

Sumber rujukan:

Ad-Durus al-Muhimmah Li 'Ammatil Ummah. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, maktabah malik fahd, cetakan ke-4, hal 8-9

No comments:

Post a Comment