1.
Berbakti kepada kedua orangtua
adalah sesuatu yang utama, dan bahwa ia adalah di antara amal shalih yang dapat
melapangkan kesulitan dan menghilangkan kegelapan.
2.
Sesungguhnya tingkatan prioritas
berbakti kepada kedua orangtua didahulukan dibanding jihad fi sabilillah,
berdasarkan hadist Ibnu Mas'ud semoga Allah meridoinya, beliau berkata:
سألتُ رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلّم: أَي اْلعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قال:اَلصَّلاةُ على
وَقْتِهَا, قُلْتُ:ثُمَّ أيٌّ؟قال: ِبرُّ الْوَالِدَيْنِ. قلتُ:ثُمَّ أيٌّ؟
قال: اَلْجِهَادُ فِيْ سبِيْلِ الله
"Aku telah bertanya kepada
Rasulullah : amal apa yang paling Allah cintai? Beliau menjawab: sholat tepat
pada waktunya, lalu aku bertanya lagi, kemudia apalagi? Beliau menjawab:
berbakti kepada kedua orangtua, lalu aku bertanya lagi, kemudian apalagi?
Beliau menjawab: jihad di jalan Allah "(HR Bukhari Muslim).
Abdullah bin Amr semoga Allah
meridoinya meriwayatkan, dia berkata:
جَاءﹶ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صلّى اللهُ عليه وسلم
يُبَايِعُهُ فقال:جِئْتُ لِأُبَايِعُكَ على الجهادِ وتَرَكْتُ أَبَويَّ يَبْكِيَانِ, قَالَ: إِرْجِعْ ِإليْهِمَا فَأَضْحِكُهُمَا كما أَبْكَيْتَهُمَا.
"seorang laki-laki datang
kepada Nabi untuk membaiatnya, lalu dia berkata:"aku datang membaiatmu untuk
berjihad dan aku telah meninggalkan orangtuaku dalam keadaan menangis",
Beliau bersabda: "kembalilah kepada ke kedua orangtuamu, buatlah keduanya
tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis"
(HR Abu Dawud dan Ibnu Majah).
3.
Memperbanyak berdoa dan memohonkan
ampunan untuk kedua orangtua.
4.
Bermuka ceria ketika bertemu denga
keduanya.
5.
Mencium kepala mereka berdua
(disesuaikan dengan urf, misalnya memeluk atau mencium kedua tangannya).
6.
Membayarkan hutang mereka berdua,
berdasarkan hadist Ibnu Abbas semoga Allah meridoi keduanya:
َأَنَّ سَعْدَ بْنَ عُبادةَ رضي الله عنه إِسْتَفْتَى رسولَ الله
صلى الله عليه وسلم فقال:إنَّ أُمِّيْ
ماتتْ وعليها نذرٌ. فقال: إِقْضِهِ عنْها
"Bahwasanya Sa'ad binUbadah semoga Allah meridoinya telah meminta
fatwa kepada Rasulullah: sesungguhnya ibuku telah wafat dan masih memiliki
nazar, maka Beliau menjawab : laksanakan nazar untuk menggantikannya" (HR
Bukhari Muslim).
bersambung
insyaAllah......
referensi:
Muntaqa al-adab asy-Syar'iyyah
Jalan Perdamaian,Kota Baru, 8 Desember 2016
Abu Aisyah (Dodi Iskandar, S.Si, M.Pd)
No comments:
Post a Comment