Pelajaran ke-2: Rukun Iman, Pembagian Tauhid dan Syirik (Bag. 1)




أركان الإيمان, أقسام التوحيد وأقسام الشرك
أركان الإيمان, وهي ستة: أن تؤمن بالله وملائكته, وكتبه, ورسله, وباليوم الآخر, وتؤمن بالقدر خيره وشره من الله تعالى
Rukun Iman ada enam yaitu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan beriman kepada hari kiamat, serta beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk dari Allah Ta'ala.

بيان أقسام التوحيد, وهي ثلاثة: توحيد الربوبية, وتوحيد الألوهية, وتوحيد الأسماء والصفات
Penjelasan pembagian Tauhid, yaitu Tauhid dibagi menjadi tiga: Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah, dan Tauhid Asma Wa Sifat.

.أما توحيد الربوبية: فهو الإيمان بأن الله سبحانه الخالق لكل شيء, والمتصرف في كل شيء, لا شريك له في ذلك
Tauhid Rububiyyah adalah mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang menciptakan dan mengurusi segala sesuatu dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam hal tersebut.

.وأماتوحيدالألوهية: فهو الإيمان بأن الله سبحانه هو المعبودبحق لا شريك له في ذلك
Adapun Tauhid Uluhiyyah yaitu mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang berhak disembah dengan benar dan tidak ada sekutu bagi-Nya hal tersebut.

. وهو معنى لا أله ألا الله, فإن معناها: لا معبودحق الأالله, فجميع العبادات من صلاة وصوم وغير ذلك يجب إخلاصها لله وحده ولا يجوزصرف شيء منهالغيره
Inilah makna  لا أله ألا الله artinya tidak ada yang pantas disembah kecuali Allah saja. Maka, semua ibadah seperti solat, puasa, dan ibadah lainnya wajib untuk mengikhlaskan hanya untuk Allah saja dan tidak boleh satu jenis ibadahpun ditujukan kepada selain Allah.

 وأماتوحيد الاسماء والصفات: فهو الإيمان بكل ورد في القرآن الكريم أو الأحاديث الصحيحة من أسماء الله والصفاته, وإثباتها لله وحده على الوجه اللائق به سبحانه من غير تحريف, ولا تعطيل, ولاتكييف , ولاتمثيل
Selanjutnya Tauhid Asma Wa Sifat adalah mengimani seluruh nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya yang disebutkan di dalam Al-Qur'an Al-Karim dan Hadist-hadist sahih lalu menetapkan nama-nama dan sifat-sifat tersebut hanya untuk Allah saja yang sesuai dengan-Nya yang maha suci tanpa mengubah (tahrif), meniadakan (ta'til), menanyakan bagaimana caranya (takyif), dan tanpa menyerupakan (tamsil).

 [؛عملا بقول الله سبحانه: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ * اللَّهُ الصَّمَدُ * لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ * وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً أَحَدٌ [الصمد:كاملة
sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu,  Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (Al-Ikhlas:1-4).

bersambung.........

Pontianak, Senin 21 Nopember 2016
Abu Aisyah (Dodi Iskandar, S.Si, M.Pd)

Sumber rujukan:
Ad-Durus al-Muhimmah Li 'Ammatil Ummah. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, maktabah malik fahd, cetakan ke-4, hal 7-

No comments:

Post a Comment